Wednesday, July 29, 2009

Refleksi


Sabar dan Shalat

Allah Swt. berfirman ,

……“Wasta’inu Bisshabri Wassalah”……Yang artinya tolonglah dirimu dengan sabar dan shalat. Allah Swt seakan menghibur, memotivasi, dan berjanji kepada kita bahwa di dalam mengarungi kehidupan ini yang penuh dengan cobaan dan ujian, kita diharapkan selalu sabar dalam menjalaninya dan tidak boleh berputus asa. Tidak hanya sekadar Sabar semata, Allah menyuruh (wajib) kita, bahwa dalam kesabaran tersebut harus disertai dengan melaksananakan ibadah shalat. Orang yang konsisten terhadap shalat adalah cerminan dari kesabaran yang ada dalam dirinya, meski apapun yang terjadi pada dirinya, ia tetap melaksanakan shalat. Jadi sabar dan shalat sangat berkaitan, tidak mungkin shalat kita sempurna atau khusuk jika tidak disertai dengan kesabaran dalam menjalaninya. Allah Swt. Juga menyuruh kepada orang-orang yang beriman yaitu yang tetap mengikuti petunjuk-Nya, untuk berdoa dalam atau setelah shalat, dengan firmannya:

“Ud’uunii Astajiblakum”

Yang berarti berdoalah kepada-Ku (Allah Swt.) niscaya Aku kabulkan. Setelah sabar dan shalat dilaksanakan, Allah Swt. Memberikan kabar gembira bahwa seluruh do’a orang yang beriman akan dikabulkan. Manifestasi sabar dan shalat adalah do’a, adapun do’a adalah permohonan untuk diberikan kebaikan dalam kehidupan. Mari saudara-saudaraku tetaplah istiqamah menjalankan perintah Allah Swt, karena sebenarnya seluruh amal ibadah orang mukmin meskipun yang paling kecil akan tetap tercatat di sisi Allah, dan Allah Swt. Tidak akan menyia-nyiakan usaha kita untuk memperbaiki diri. Mari tetap berdoa kepada Allah agar diberi petunjuk dan jalan untuk melakukan kebaikan dan perbaikan dalam kehidupan kita ini. Setelah kita melakukan usaha, tawakkanlah kepada Allah Swt. Dan semuanya tidak akan sia-sia, karena Allah telah menjanjikan kepada kita bahwa orang yang bertawakkal kepada Allah Swt. setelah melakukan suatu urusan, maka Allah lah yang akan merealisasikan urusan atau keinginan kita tersebut.

Wallahu a’lam bisshawab.

Monday, July 13, 2009

Pilpres 2009, Refleksi

Pilpres 2009 (Refleksi Pasca)

Negara kita telah melaksanakan lagi pesta demokrasi yang dihelat setiap 5 tahun sekali yaitu pemilihan presiden, yang pelaksanaannya pada tanggal 8 Juli yang lalu. Seperti yang kita ketahui pada pilres 2009 ini ada 3 pasangan capres dan cawapres yang mencalonkan diri yaitu pasangan Megawati Soekarno Putri-Prabowo, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono, dan Jusuf Kalla-Wiranto yang mana beliau-beliau semua adalah putra-putri terbaik bangsa. Hasil pemilu yang didapatkan sekarang melalui Quick Count 5 lembaga survei di Indonesia menempatkan pasangan nomor urut 2 SBY-Boediono pada posisi peraih suara rakyat tertinggi yaitu 60% yang secara otomatis menurut lembaga penyelenggara quickcount adalah pemenang dalam pilpres kali ini dan memang diakui bahwa tingkat keakuratan perhitungan cepat tersebut sangat tinggi dan biasanya hasilnya hanya beda sedikit sekali dengan hasil perhitungan resmi dari KPU.

Jujur saya katakan bahwa saya ini pendukung salah satu capres yaitu Jusuf Kalla-Wiranto dan pada waktu penghitungan cepat dimulai saya merasa sangat kecewa dan tidak percaya terhadap hasil perhitungan cepat tersebut yang mana menempatkan pasangan capres pilihan saya sangat minim pemilihnya. Akan tetapi sekarang saya sudah sadari dan bisa menerima hasil tersebut, apalagi tadi sewaktu shalat Jum’at, khatib menyinggung dan mengingatkan bahwa kedudukan, pangkat, dan amanah apapun itu Allah jugalah yang telah menentukan, beliau (khatib) mengutip firman Allah di dalam Al-Qur’an yang artinya kurang lebih sepert ini”. Allah-lah yang memberikan kerajaan kepada orang yang dikehendakinya, Allah memberikan kemuliaan kepada seseorang dan Dia-juga yang memberikan kehinaan kepada seseorang”. Intinya sang khatib menyerukan kepada jamaah secara khusus agar menerima dengan lapang dada hasil pemilihan presiden, siapapun yang terpilih karena itu adalah pilihan rakyat dan insya Allah itu yang terbaik menurut Allah Swt.

Kedepannya menurut saya presiden yang terpilih dapat betul-betul dapat melaksanakan amanah yang diberikan rakyat dengan sebaik-baiknya sesuai dengan janji-janjinya pada saat kampanye dan memang tugas dari pemerintah itu sesuai dengan pembukaan UUD 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum (bukan Khusus) dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta menciptakan ketertiban. Kemudian untuk mewujudkan itu semua, selain melakukan konsolidasi terhadap seluruh komponen termasuk para kandidat yang kalah, sebaiknya presiden yang terpilih juga dapat mencontoh atau belajar dari visi-misi kandidat lain yang pada dasarnya itu semua juga merupakan kritikan dan masukan terhadap pemerintahan yang sementara berjalan ini, dalam hal ini kritikan terhadap capres yang menang yang juga selaku incumbent. Banyak sekali program para kandidat lain yang baik contohnya program Megawati-Prabowo yang sasarannya mengacu langsung pada ekonomi yang berpihak pada rakyat, bukan yang hanya berpihak pada pemilik modal besar atau investor asing. Alasan pemerintah mengapa lebih perekonomian negara lebih mengarah pada investasi asing kalau dipikir sekilas memang baik untuk rakyat, yang mana dengan pihak asing menanamkan modalnya dan mendirikan perusahaan di Negara kita akan dapat membuka lapangan kerja dan pemerintah bisa mendapatkan pajak. Akan tetapi itu dalam pandangan yang sempit karena otomatis yang meraup untung berlimpah adalah pemilik modal tersebut, dalam arti mereka dapat mengambil SDA kita dan memerasnya dengan sangat gampang dan murah. Jika dipikir secara lebih matang dan lebih jauh jika SDA Negara kita dalam waktu lama dikuasai pihak asing, maka mereka yang untung banyak uang dan hasil bumi kita akan terus mengalir kepada mereka. Ditambah lagi dampak negatifnya jika SDA kita terus-menerus dikuras yang bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan, contohnya seperti lumpur di porong-sidoarjo karena dibor untuk memperoleh gas oleh PT.Lapindo Brantas yang mungkin juga pihak asing banyak berperan di perusahaan tersebut. Program itu juga hampir sama dengan promram JK-Wiranto yang lebih menekankan kemandirian bangsa, tidak terus-menerus menjadi objek dan bergantung pada bangsa asing. Jika pak SBY selaku capres yang terpilih dengan wibawanya dan usahanya dalam mewujudkan bangsa yang bersih, santun, berdemokrasi disertai dengan program pro rakyat dan menciptakan pemerintahan yang lebih bisa mendiri dalam arti dapat memanfaatkan dan mengelola Sumber Daya Alam Indonesia yang Subhanallah sangat potensial dalam segala aspek. Insya Allah pemerintahan ke depan dapat lebih baik.

Capres yang terpilih juga sebaiknya lebih peka terhadap permasalahan rakyat, tidak hanya selalu mengatakan sesuatu yang positif bahwa kemiskinan dan pengangguran turun, rakyat sudah sejahtera perekonomian bangsa naik, itu terjadi hanya pada sebagian orang (baik juga tetapi hanya bersifat sugesti atau motivasi) karena kenyataan yang terjadi dilapangan tidaklah seperti itu. Coba bapak-bapak pemimpin, khususnya presiden melihat langsung begitu banyaknya pengemis dan anak jalanan, busung lapar, preman-preman, anak putus sekolah, orang yang masih menganggur, pemungut sampah, kriminalitas yang yang terjadi karena kemiskinan dan masih banyak lagi masalah kemunduran sosial yang terjadi di masyarakat. Cobalah bapak-bapak sedikit peka.

Hal yang tidak kalah pentingnya juga agar presiden terpilih dapat lapang hati dan bijaksana menerima dan mengambil tagline atau moto Pak JK yaitu Lebih Cepat Lebih Baik karena rakyat Indonesia sudah lama dan capek menunggu agar pemerintah dapat membantu menjadikannya berkehidupan yang lebih baik. Contoh paling dekatnya yaitu masalah lumpur lapindo yang sudah bertahun-tahun tidak berhenti semburannya, saatnya pemerintah mengambil alih sepenuhnya dan berusaha sekuat tenaga menghentikan semburannya dengan teknologi terbaik dunia (seperti kata pak JK pada debat Capres) karena jika dibiarkan seperti ini terus lebih lama dan semburannya semakin membesar, maka tidak hanya rakyat disekitar Lumpur yang rugi namun bisa jadi kita semua yang akan merugi. Pemerintah harus melakukan melakukan langkah besar menutup semburan lumpur tersebut.
TERUS MAJU BAPAK CAPRES TERPILIH SBY-BOEDIONO LANJUTKAN (KEBERHASILAN BAPAK), SEJAHTERAKAN RAKYAT, MANDIRIKAN INDONESIA, DAN KAMI MOHON LEBIH CEPAT LEBIH BAIK KARENA RAKYAT INDONESIA SUDAH LAMA MENUNGGU.

Dan mudah-mudahan capres yang belum terpilih dapat menerima dengan lapang dada dan mendukung langkah pemerintah, khusus kepada Pak JK saya sangat salut pada beliau, pada kekhasasannya yang apa adanya, tidak bertele-tele, dan betul-betul sudah memperlihatkan kinerja dan langkah kongkritnya yang lebih cepat dan lebih baik untuk rakyat selama menjabat sebagai wakil presiden.

Friday, July 3, 2009

Islam Agama Rahmatan lil-alamin


ISLAM AGAMA RAHMATAN LIL-ALAMIN

Islam berasal dari kata arab “salam” yang berarti keselamatan, berdasarkan pengertian tersebut berarti islam itu adalah agama yang bertujuan untuk menyelamatkan manusia dari sesuatu yang buruk ke arah yang lebih baik di dunia lebih-lebih di akhirat. Manusia diciptakan Allah swt sebagai khalifah di atas bumi ini yang menjadi pemimpin atas makhluk lainnya. Manusia dengan kelebihan yang dimilikinya yaitu potensi fisik, hati, akal, sampai panca indra yang sempurna yang dengannya itu sangat berperan vital terhadap eksistensi seluruh makhluk nyata yang diciptakan Allah di bumi ini. Dengan kata lain manusia sebagai aktor utama dalam skenario kehidupan dunia yang diciptakan Allah. Oleh karena itu, maksud konsep islam sebagai “rahmatanlilalamin” yaitu bahwa agama islam itu diturunkan Allah Swt. melalui utusannya nabi Muhammad Saw. sebagai rahmat bagi semesta alam. Rahmat adalah pengejewantahan dari kata-kata selamat, mengayomi, melindungi, membimbing, dan memberikan kedamaian lahir maupun batin. Kata-kata yang mengandung arti keselamatan itu tidak hanya tertuju terhadap keselamatan manusia terhadap manusia saja, namun lebih dari itu manifestasi dari Islam itu termasuk perbuatan baik manusia terhadap seluruh makhluk ciptaan Allah di bumi ini seperti binatang, tumbuh-tumbuhan, air, lingkungan, gunung, sampai tanah yang kita pijak, dan seluruh kekayan alam yang ada di bumi ini. Alangkah tidak pantas jika ada seseorang yang mengaku dirinya beragama islam, namun keberadaannya di suatu tempat menjadikan materi yang ada di sekitarnya terganggu keselamatannya. Contohnya seseorang yang merasa dirinya islam namun, jika berada di dekat orang-orang, maka orang yang berada disekitarnya merasa tidak nyaman atau jika ada seseorang yang merasa dirinya beragama islam namun suka mengganggu atau membunuh binatang secara batil dan melakukan pemotongan pohon secara seenaknya tanpa memperhatikan fungsi pohan tersebut. Itulah hakikat penciptaan manusia di atas bumi ini yaitu sebagai khalifah, pemimpin, atau yang diembankan amanah mengatur seluruh materi-materi nyata yang ada di bumi ini.

Pada dasarnya seluruh mahkluk nyata yang Allah ciptakan di atas permukaan bumi ini fitrahnya adalah untuk bermanfaat kepada manusia itu sendiri. Sebagaiman air yang menjadi sarana untuk kehidupan seluruh mahkluk, yang oleh karena kecerdasan manusia dikelola untuk diminum sendiri atau untuk kepeluan binatang ternaknya dan untuk mengairi tumbuh-tumbuhan seperti padi di sawahnya. Sebaliknya Binatang ternak dan tumbuh-tumbuhan itu digunakan kembali untuk keperluan manusia untuk dikonsummsi dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa memanifestasikan islam sebagai rahmatan lil-alamin di dalam diri kita, yaitu kedamaian, keselamatan, rahmat bagi seluruh material yang Allah ciptakan.