Tuesday, October 27, 2009

Zionis Menyerang Lagi Umat Muslim Palestina, Sungguh Kejam

Sekedar Info, tadi pagi sy lihat berita di TV yaitu TV One dan Metro TV.
Beritanya seperti ini:

Para Zionis Israel menyerang kaum Palestina yang sedang berunjuk rasa di Yerusalem Pelestina sekitar kompleks masjidil Aqsha, para Zionis yg di kejam menembaki para demonstran, bahkan perempuan yg berdemo ikut ditembak. Mereka berdemontrasi kepada pemerintah Israel supaya dapat diberi izin beribadah dalam masjid Al-Aqsha dan supaya kaum penjajah meninggalkan negeri mereka.

Kita ketahui bahwa kaum zionis penjajah Israel terlaknat, akhir2 ini melarang kaum muslimin beribadah di masjidil Aqsha, dan kabarnya mereka akan membongkar masjid tersebut untuk menemukan kerajaan Sulaiman yang konon di bawah masjid (yg sudah lama tdk terbukti). Padahal Masjidil Aqsha adalah milik kaum muslimin dan berada dalam wilayah Palestina. Namun begitulah, oleh karena mereka sdh tdk mempunyai perasaan lagi sehingga menghalalkan semua cara termasuk darah manusia untuk mencapai ambisi nafsux.

Kita ketahui bahwa masjidil Aqsha adalah salah satu dari 3 empat yang dimuliakan dalam islam Yaitu Masjidil Haram Makkah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjidil Aqsha di Palestina. Oleh karena di masjid tersebut merupakan tempat Rasulullah Muhammad SAW melakukan perjalanan Misra’Mi’raj, yaitu perjalanan isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, kemudian di Masjidil Aqsha naik Mi’raj ke langit memenuhi perintah Allah SWT.

Begitu nyata kekejaman para KAUM Zionis Penjajah, Pembunuh. Kaum pembuat MAKAR KEJAHATAN yang sesungguhnya di muka bumi ini, dan merekalah teroris sejati.
Ya Allah, hamba mohon dengan sangat selamatkan dan lindungi saudara2 kami di Palestina yang sedang berjuang merpertahankan haknya, jangan biarkan mereka para zionis terus merajalela melakukan angkara murka di muka bumi-Mu ini. AMIN….

Saturday, October 24, 2009

Pemilihan Menteri Menuai Banyak Kritik

Pemilihan menteri KIB jilid 2 langsung menuai banyak kontroversi, terutama pemilihan Endang Rahayu Setianingsih sbg menkes. Yg paling pertama bereaksi adalah mantan menkes Siti Fadilah Supari, beliau mengatakan kekecewaanya mengapa Endang yang dipilih padahal masih banyak orng2 di bidang kesehatang yg lebih berkompeten. Dikabarkan di media bahwa dulu sewaktu Endang masih menjabat kepala peneliti di Depkes, dia pernah membawa sampel virus untuk diteliti di AS dgn tanpa sepengetahuan St Fadilah S. sbg menteri, padahal kata St. Fadilah Supari mengatakan tdk boleh membawa sampel virus dari Indonesia ke USA untuk diteliti karena bisa disalahgunakan makanya Endang pada waktu itu dipecat oleh Menkes St. Fadilah S.

Sewaktu Endang menjabat sbg kapala peneliti depkes, dia sangat mendukung keberadaan NAMRU (yaitu suatu badan penelitian AU, USA) di Indonesia. Padahal menurut pengamat NAMRU itu selain melakukan penelitian, juga sbg mata-mata atau intelijen Amerika, jadi Penelitia hanya sebagai kedok padahal ada niat tertentu dibalik kegiatannya. Makanya sampai selrang NAMRU dilarang beroperasi lagi di Indonesia.

Tetapi setelah Endang R. S. dilantik, sang menteri langsung mengadakan perjanjian kerjasamadi bidang kesehatan dgn I U C Amerika Serikat.

Dengan alasan itu semua banyak pengamat yang mengatakan bahwa penunjukan Endang R. S. sbg menkes merupakan atas persetujuan atau pesanan dari AS. Karena mengacu pada kinerja Endang selama ini yg pro Amerika dan diperkirakanlah bahwa Endang itu merupakan mata-mata asing pastinya Amerika Serikat.

Apalagi pada saat pemilihan menteri yg diperkirakan orang menjadi menkes adalah Nila Anfasa Muluk (sang ahli mata), tetapi akhirnya Endang yang dipilih meskipun beredar kabar bahwa pemilihannya tdk melalui tes seperti menteri lain, karena langsung saja muncul.

Kata pepatah bijak "Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api", tidak mungkin beredar isu dan berita kalau tidak ada bukti dan alasan yang menjadi dasar.

Wednesday, October 21, 2009

Rembulan Bersedih, Bumi Menangis


Rembulan bersedih
Menatap bumi menangis
Pucat pasi oleh gemerlap cahaya bias
Kelelahan dan hampir tak tersisa
Terkuras membumbung menuju keniscayaan
Akibat ulah manusia tak berperi


Rembulan menangis
Memandang bumi menangis
Kini…..tak ada lagi nyiur melambai
Tak ada lagi nyiur merdu kicau burung pagi
Tak ada lagi suara ayam berdendang menyambut fajar
Tak ada lagi senandung jangkrik mengiring malam
Berganti deru bercampur gumpalan debu
Berganti nyanyian menyayat sang burung malam
Berganti bisingan besi-besi berjalan
Berganti suara dentuman makhluk tak berjiwa
Rembulan merintih
Menyaksikan bumi terisak
Gunung diratakan, pantai dicemari, hutan dibakar, bumi diperas
Ulah keserakahan manusia dan para pemimpin bermata satu
Dan, yang ada hanya penantian
Menanti bilakah datangnya hari penentuan
Kini, bumi tak lagi muda……


By. Mursalin Muhmar

Politisi PDIP Mengkritik Pernyataan SBY

Kemarin, tepatnya tanggal 20 Oktober 2009 adalah saat pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih. Pada pelantikan tersebut presiden terpilih yaitu Susilo Bambang Yudoyono memberikan pidato kenegaraan. Presiden SBY dalam pidatonya menyatakan bahwa perekonomian Indonesia akhir-akhir ini telah menunjukkan peningkatan pesat, bahkan diprediksi menjadi Negara dengan perekonomian ke-3 tertinggi di dunia.

Pernyataan tersebut langsung menuai kritik oleh politisi PDIP, seusai acara pelantikan beliau (maaf lupa namanya) mengatakan kepada wartawan bahwa pernyataan presiden bohong, jika perekonomian Indonesia menjadi ke-3 tertinggi di dunia lalu bagaimana dengan Malaysia, Australia, dll.

Saya hanya tersenyum kecut (senyum yang dipaksakan dan senyum menahan sakit hati) menyikapinya, itulah dampak dari sikap Over Positif Mind (kelewatan berfikir baik)sehingga tidak lagi bisa membedakan kenyataan yang terjadi dan bisa saja tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan karena selalu saja berfikir bahwa semuanya telah berjalan dengan baik dengan peningkatan yang terjadi meskipun kenyataannya mengatakan bahwa masih banyak sekali kekurangan. Kenyataannya gelandangan dan pengemis di mana-mana, orang yang menganggur dan mencari kerja yang semakin banyak serta bertambah, dsb.

Kritik itu baik supaya orang yang bersangkutan bisa menyadari kesalahannya dan akan berusaha memperbaikinya.



Wednesday, October 7, 2009

Media Ash-Shaffat

BULETIN DAKWAH

Media
Ash-Shaffat


EDISI I/Juli 2008 Muhasabah Menuju Jalan Mardhatillah
Motto:
“Berdakwalah kepada manusia dengan bijaksana dan lemah lembut serta berilah pengajaran yang baik. Dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (pendekatan etika santun)…”
(Pencerahan, Q.S. An-Nahl:125)


HAKIKAT KEHIDUPAN
HIDUP UNTUK BERAMAL DAN BERIBADAH

“Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa dan Maha Pengampun.”
(Q.S. Al-Mulk : 1-2)


Diterbitkan Oleh: BINA PENGABDIAN DAN KEPEDULIAN UMAT (BPKU-DIKSI) “ASH-SHAFFAT” Penasihat: H. HADING WASE, Lc.MA H. MUSTARI TAHIR, S.Pd.I Penanggungjawab: SULAEMAN MILLA,S.Ag.MA MUH. RIDWAN KASIM, S.Ag Pimpinan Redaksi: RIDWAN M, S.Ag Sekretaris: MUHAMMAD ARIF P, SP Dewan Redaksi: FAIZAL PAITA, S.Pd.I MUH. TAHIR TAJUDDIN, SPd SULTAN ALI CELLA. Alamat Redaksi: Jl. Kijang No. 8 Pinrang. Telp. (0421) 923627 HP. 085242622588 – 08524211267. M O H O N DISIMPAN DI TEMPAT YANG LAYAK.
Amal shaleh adalah perbuatan baik yang tidak terbatas pada ritual ibadah yang berhubungan langsung kepada Allah saja. Namun menyantungi yatim piatu dan fakir miskin juga termasuk amal s h a l e h, bahkan menyingkirkan duri di jalanan pun termasuk perbuatan amal shalih.

Kita memang sangat diperintahkan untuk berbuat kebaikan. Perbuatan baik atau amal shaleh tidaklah pernah sia-sia karena segala kebaikan yang dilakukan tersebut s e l a i n menguntungkan bagi yang dibantu, dampaknya juga akan berpulang kepada pelakunya. Sebagaimana firman Allah SWT:

“Maka barang siapa mengerjakan amal kebaikan meskipun sebesar biji Zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
(Q.S. Az-Zalsalah : 7)

Selagi nyawa masih dikandung badan, maka hendaklah k i t a memanfaatkan kesempatan untuk berbuat kebaikan. Jangan menunda-nunda karena kita tidak pernah menduga kapan kematian datang. Betapa menyesal diri kita, manakala melakukan perbuatan keji kemudian malaikat maut merenggut nyawa kita, sehingga mati dalam keadaan tidak sempat berbuat baik dan menanggung dosa.

Dalam hadits BukharI diterangkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW. menepuk pundak Ibnu Umar seraya berkata,

“Ketika engkau berada di sore hari, janganlah m e n a n t i datangnya pagi. Ketika engkau berada di pagi hari janganlah m e n a n t i datangnya p e t a n g. Manfaatkan s e h a t m u sebelum sakitmu pergunakan hidupmu sebelum matimu.”

Seringkali manusia lupa terhadap k e w a j i b a n beribadah kepada A l l a h karena tenggelam dalam kesibukan dunia. Menafkahi diri dan keluarga m e r u p a k a n kewajiban dan amanah, tetapi hal tersebut bukanlah menjadi penghalang kita dalam menunaikan kewajiban kepada Allah (shalat lima waktu) karena itu adalah kewajiban utama. Meskipun kepentingan dunia dan akhirat sama-sama harus dijalankan.

Tidak ada yang paling indah dalam kehidupan manusia selain memiliki iman dan amal shaleh. Jika ingin senantiasa merasakan jalan kenikmatan yang penuh dengan kedamaian dan ketenangan, m a k a mengerjakan amal shalih baik itu yang dilakukan dengan ibabah langsung kepada Allah maupun berupa amal yang ditujukan kepada manusia harus selalu dipelihara.

Alangkah bahagia jika seseorang dibimbing Allah untuk selalu berbuat amal kebaikan. B u k a n k a h kesempatan beramal terbuka bagi semua kalangan, selagi kita mempunyai niat yang sungguh-sungguh sehingga jalan menuju hidayah terbuka untuk senantiasa melakukan kebaikan dan perbaikan. Oleh karena itu, marilah sama-sama menjadikan apapun aktifitas yang kita lakukan senantiasa menjadi ladang amal dan pahala, karena manisnya buah taqwa dapat menjadikan kita mulia di sisi Allah.

Tanda-tanda orang yang merasakan nikmatnya beramal adalah manakala ia dapat berbuat tanpa pamrih disertai keikhlasan niat karena kepatuhannya kepada Allah. Jika ibadah atau amal shaleh dilakukan tanpa pamrih, maka akan mendapat ketenangan hakiki serta ketentraman batin.

Kenikmatan hidup yang dapat banyak menghasikan ketentraman akan lebih terasa ketika A l l a h memberi keberkahan hidup berupa nikmat ketaatan dengan senantiasa berusaha melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Adapun jika kita bersyukur, maka nikmat itu bertambah dan membawa manfaat yaitu kepuasan hati karena telah melakukan amal kebaikan. Pada hakikatnya, yang disebut kenikmatan lahir dan batin yaitu ketika kita selalu merasa bersyukur atas segala anugerah Allah SWT.

Wallahu a’ lam bish shawab.


Dari paparan di atas dapat kita pahami bahwa:
 Tujuan hidup kita adalah menyembah kepada Allah SWT sehingga hakikat kehidupan sesungguhnya yaitu kehidupan yang lebih kekal dapat kita raih.
 Jalan untuk meraih kehidupan akhirat tersebut adalah melakukan amal shaleh sebanyak-banyaknya dan tentu saja shalat menjadi amalan utama yang harus dikerjakan.
 Selain ibadah langsung kepada Allah seperti shalat, puasa, dan sebagainya, masih banyak lagi amal shaleh lainnya contohnya berbuat baik kepada sesama manusia.
 Kemuliaan seseorang di sisi Allah berdasarkan ketakwaannya.
 Nikmat terbaik dalam hidup ini yaitu kesempatan dan kemampuan yang diberikan oleh Allah untuk selalu berbuat kebaikan.


Teropong Qalbu“janganlah memandang dunia secara lahiriah semata. Namun pandanglah hakikat dunia dengan hati. Hakikat dunia dijadikan pelajaran yang sangat berarti, sehingga kita waspada dan hati-hati karena dunia ini hanyalah kesenangan sementara, siapkan bekal hidup sebelum datang kematian.”


KRU BULETIN DAKWAH “MEDIA ASH-SHAFFAT” BERSAMA SEGENAP KARYAWAN DAN KARYAWATI SPBU 74-912.19 SAWITTO – PINRANG, MENGUCAPKAN : TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DAN SEMOGA TIBA DENGAN SELAMAT DI TEMPAT TUJUAN.

Tuesday, October 6, 2009

Potret Runtuhnya Keadilan Sosial


Koran TEMPO, 8 Januari 2009

oleh : Firdaus Cahyadi
Knowledge Sharing Officer for Sustainable Development, OneWorld-Indonesia

Juni 2008 mungkin merupakan bulan yang tidak pernah dilupakan oleh keluarga Ibu Jumik, korban lumpur Lapindo. Pasalnya, di bulan tersebut ibu berusia 52 tahun itu mulai merasakan sakit luar biasa di perutnya. Sakit di perutnya itu yang kemudian menghantar Ibu Jumik menghadap Sang Pencipta. Pada saat itu keluarga Ibu Jumik pun segera membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo. Sekitar dua minggu Ibu Jumik dirawat di rumah sakit. Namun, karena tak mampu membiayai ongkos rumah sakit, keluarga Ibu Jumik membawanya pulang ke tempat pengungsian korban Lapindo di Pasar Baru Porong. Keluarganya pun pasrah. Selanjutnya, Ibu Jumik dirawat dengan menggunakan pengobatan alternatif. Celakanya, dalam keadaan sakit kronis tersebut Ibu Jumik masih terpaksa melewati hari-harinya di pengungsian korban Lapindo.

Dua tahun lebih luapan lumpur Lapindo telah menghancurkan rumah Ibu Jumik di Desa Renokenongo. Menurut penuturan Sugiyat, anak tunggal Ibu Jumik, seperti yang ditulis di web korban Lapindo, rumah keluarganya terendam lumpur setelah muncul ledakan pipa gas Pertamina. Namun, air yang telah menggenangi rumahnya sejak hari pertama munculnya semburan lumpur memaksa keluarga tersebut meninggalkan rumahnya untuk menjadi pengungsi. Mungkin Tuhan tidak rela Ibu Jumik mengalami penderitaan yang terlalu panjang. Pada Minggu, 30 November 2008, Ibu Jumik mengembuskan napas terakhir.

Kematian adalah takdir Tuhan. Namun, kematian Ibu Jumik adalah potret dari runtuhnya rasa keadilan di negeri ini. Institusi negara, dari pusat hingga daerah, tidak merespons secara baik derita yang dialami warganya. Kelompok korporasi yang terkait dengan persoalan semburan lumpur pun membiarkan Ibu Jumik meregang nyawa dengan masih menyandang status sebagai korban lumpur. Ibu Jumik dan keluarganya dapat dipastikan tidak memiliki kesalahan kepada Lapindo. Namun, tanpa permisi, semburan lumpur telah menghancurkan bukan hanya tanah dan rumahnya namun juga harapannya.

Derita yang dialami Ibu Jumik sebagai korban Lapindo hingga akhir hayatnya itu adalah sebuah fenomena gunung es. Banyak korban Lapindo yang mengalami penderitaan yang sama atau bahkan lebih menyedihkan, meskipun tidak harus diakhiri dengan mengembuskan napas terakhir seperti yang dialami Ibu Jumik. Uang hasil ganti rugi, yang seharusnya dapat segera diterima korban Lapindo begitu semburan lumpur menenggelamkan rumahnya, pun hingga kini masih menyisakan persoalan. Berbagai kebijakan pemerintah, baik secara tertulis maupun lisan, justru tidak menjamin kehidupan warga korban menjadi lebih layak atau minimal sama seperti sebelum semburan lumpur menerjang kampungnya.

Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2007, yang semula diharapkan mampu menjadi payung hukum bagi dilindunginya hak-hak korban Lapindo, pun justru mereduksi persoalan ganti rugi menjadi sekadar jual-beli aset fisik. Artinya, tercemarnya air tanah, udara, dan potensi meningkatnya biaya kesehatan yang diakibatkan oleh semburan lumpur tidak diperhitungkan dalam skema jual-beli aset fisik korban. Meskipun payung hukum yang berupa peraturan presiden itu mereduksi hak-hak korban Lapindo atas lingkungan hidup yang sehat, para korban Lapindo dengan berbesar hati menerimanya. Perpres No. 14/2007 itu diharapkan mampu menjamin kepastian kehidupannya di masa depan dan mengakhiri statusnya sebagai korban lumpur.

Namun, kebesaran hati warga korban Lapindo belum cukup. Pada awal Desember 2008 ini pemerintah justru tidak berdaya menolak keinginan Lapindo untuk kembali mengangsur pembayaran jual-beli aset korban. Krisis keuangan global menjadi alasan Lapindo menunda pelunasan pembayaran yang menjadi kewajibannya itu. Padahal penundaan itu semakin memperpanjang status korban Lapindo sebagai pengungsi di kampungnya sendiri.

Andai saja para pemegang kebijakan di negeri ini masih memegang teguh mandatnya untuk melindungi keselamatan warganya, skema baru yang justru memperpanjang derita korban Lapindo tidak perlu terjadi. Seharusnya alasan kesulitan keuangan yang dialami Lapindo tidak perlu terlalu dipercaya oleh pemerintah. Terlebih lagi PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia (TPI) telah membayar klaim Lapindo atas sumur Banjar Panji 1 (BJP-1).

Menurut sumber BP Migas yang dikutip oleh Ali Azhar Akbar dalam The Brantas Block Chronology, PT TPI telah membayarkan klaim asuransi kepada PT Lapindo Brantas Indonesia (LBI) atas well control sumur BJP-1 sebesar US$ 9.635.615. Pembayaran itu dilakukan pada November dan Desember 2006.

Namun itu semua telah berlalu. Pemerintah telah telanjur memberi keringanan bagi Lapindo untuk tidak melaksanakan ketentuan Perpres No. 14/2007 dan di sisi lain Ibu Jumik pun telah meninggalkan kita semua dengan tetap memegang status sebagai korban lumpur. Derita panjang Ibu Jumik hingga akhir hayatnya tidak akan mungkin mengubah kebijakan negara untuk lebih berpihak pada korban Lapindo. Kematian Ibu Jumik seakan membuka tabir bahwa keadilan sosial di negeri ini sebenarnya telah runtuh dan menjadi bangkai.

Hikmah di Balik Bencana yaitu Taubat


Bencana Gempa Bumi di Negeri Kita

Hari Rabu tanggal 30 september telah terjadi lagi gempa bumi di Sumatera Barat yaitu Padang, Pariaman, dan sekitarnya dengan kekuatan getaran 7,6 skala richter. Sampai hari ini, korban yang meninggal sebanyak 500 lebih dan ribuan orang luka-luka berat maupun ringan. Belum lagi kerugian material yang tidak lagi bisa diperkirakan besarnya karena banyaknya bangunan yang rusak, baik itu rumah pribadi masyarakat maupun bangunan milik pemerintah dan infrastruktur yang rusak akibat gempa. Di media-media, koran dan televisi kita melihat keadaan di sana sangat-sangat memprihatinkan, jenazah-jenazah orang yang meninggal yang diangkat dan dikeluarkan dari reruntuhan bangunan-bangunan dan ada pula yang orang yang berhasil diselamatkan oleh TNI dan tim SAR tetapi menderita luka-luka. Banyak orang yang kehilangan anggota keluarga mereka. Hal yang sangat memiriskan hati. Kejadian tersebut mengenangkan kita pada bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 lalu, yang mana kejadiannya lebih dasyat karena gempa disusul oleh tsunami yang merenggut nyawa lebih banyak sampai ribuan orang bahkan ratusan ribu orang yang meninggal dunia. Astagfirullah Al adzim, ampuni hamba ya Allah.

Di bulan yang lalu di daerah Jawa Barat terjadi juga gempa bumi yang berkekuatan 7,3 skala richter yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia dan belum lagi pemulihannya sekarang kembali lagi ada bencana. Belum lagi negeri kita ini selesai dari masalah muncul lagi bencana lain. Bencana, gempa bumi, tsunami, lumpur Lapindo, dan banjir itulah yang senantiasa melanda negeri kita yang tercinta ini dan yang menjadi tanda tanya, mengapa musibah tersebut terjadi beruntun dalam lima tahun terakhir di bangsa kita ini.

Upaya yang kita lakukan sekarang yaitu memberikan bantuan semampu kita, yang mempunyai materi silahkan membantu dengan materi, yang bisa menolong dengan bantuan tenaga juga sangat dibutuhkan, dan yang selain itu bantuan yang kita berikan dan ini seluruh masyarakat Indonesia pasti bisa melakukan yaitu mendoakan saudara-saudara kita di sana agar yang meninggal diampuni dosanya dan yang selamat dan sedih karena ditinggalkan sanak keluarga mereka didoakan agar dapat sabar dan tabah dan bisa mengambil hikmah dari kejadian ini yaitu semakin mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta kehidupan yaitu Allah Swt.

RENUNGAN BERSAMA

Musibah terjadi bukan hanya karena faktor alam semata, tetapi lebih dari itu, kita sebagai umat muslim harus mengembalikan kejadian apapun itu, (termasuk bencana gempa bumi dsb) bahwa hal tersebut adalah atas kehendak mutlak Allah Swt. Sesungguhnya setiap bencana yang diturunkan oleh Allah Swt bertujuan untuk menjadikan kita lebih baik dan menjadikan kita menyadari segala kesalahan sehingga kita bertaubat dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Melalui bencana juga Allah Swt memberikan kita pelajaran-pelajaran yang berharga baik itu korban bencana atau yang tidak terkena bencana, bahwasanya bagaimanapun kuatnya kita, banyaknya harta dan gedung-gedung, serta apapun pangkat kita, tidak ada artinya apa-apa di hadapan-Nya. Seseorang yang merasakannya dapat menyadari bahwa betapa kecil dan tak berharganya diri kita ini dibanding ke-Mahabesar-an Sang Pencipta karena hanya dalam hitungan menit, semua usaha kita, kebanggaan, dan kepongahan kita selama ini bisa musnah jika Allah menghendaki.

Menjadi pelajaran juga bagi kita seluruh bangsa Indonesia sehubungan dengan bencana yang menimpa negara kita dalam 5 tahun terakhir ini, bahwasanya marilah kita semua kembali kepada aturan-aturan yang ditetapkan Allah, karena selama ini kita lebih mendahulukan hawa nafsu keduniawian menjadi hukum dalam bernegara dan lebih mendahulukan hukum-hukum orang luar yang nyata-nyata tidak adil dan tidak dapat mengayomi keseluruhan umat manusia. Mari kembali kepada aturan dan jalan kebenaran yaitu hukum yang tidak membenarkan perbuatan maksiat seperti pergaulan bebas, sex bebas, korupsi, narkoba, dsb. Allah mengingatkan kita di dalam Al-Qur’an dengan firmannya:

“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai pemimpin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran” (Al-A’raf 3)

Selanjutnya peringatan Allah Swt tentang siksaannya di dunia ini terhadap kaum yang ingkar yaitu:

“Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan, siksaan Kami datang (menimpa penduduknya pada malam hari atau pada saat mereka beristirahat pada siang hari.” (Al-A’raf 4)

“Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain? Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah Selain orang yang rugi.” (Al-A’raf 97-99)
“Dan orang-oran g yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui” (Al-A’raf 182)


Ingatlah bahwa siapapun kita, di daerah manapun tempat kita, berapapun harta dan setinggi apapun pangkat kita, semuanya pasti juga merasakan mati dan semuanya juga bisa berpeluang mendapatkan siksaan Allah yang berupa bencana alam seperti gempa bumi dll. Marilah kita tinggalkan kesombongan dan hawa nafsu kita selama ini, yang biasa berbisik: nikmatilah hidup ini sebaik-baiknya, raihlah apapun yang kamu mau dan bersenang-senanglah dengan apa saja karena kita hidup di dunia, kalau masalah akhirat dan agama nanti dibelakang urusannya…..(Naudzubillah). Padahal segala kejahatan kita pasti akan dibalas di dunia lebih-lebih di akhirat kelak dan akhirat adalah tempat yang kekal jadi, balasannya pun akan kekal.

Marilah kembali introspeksi diri kita atau bermuhasabah sehingga kita dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan, terutama misalnya kalau kita membenci dan menentang aturan-aturan atau syariat yang telah Allah tetapkan karena hal tersebut dapat memancing kemurkaan-Nya. Seperti jika peraturan anti pornografi dan pornoaksi akan diterbitkan namun kita berusaha menghalang-halanginya atau peraturan tentang pelarangan miras dan narkoba tetapi kita memprotesnya padahal peraturan tersebut sangatlah positif, hilangkanlah ego dan nafsu pribadi kita dan coba berfikir tentang kebaikan umat. Marilah kita Taubatan Nasuha secara Nasional.
Coba kita renungkan lagi ayat-ayat Allah dibawah ini:

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Q.S. Al-A’raaf : 96)


Setiap Orang Pasti Pernah Melakukan Kesalahan, Akan Tetapi yang Baiknya Adalah yang Menyadari Kesalahan dan Berusaha untuk Tidak Mengulanginya Lagi