Wednesday, August 26, 2009

Hidupkan Ramadhanmu, Ramadhankan Hidupmu


Bulan yang mulia kembali mendatangi kita, kita pun Alhamdulillah diberikan nikmat oleh Allah untuk kembali kepada serangkaian aktivitas tarbiyah terbesar dalam bulan ini. Menjelang datangnya bulan yang penuh barokah, ampunan, serta rahmat Allah ini, marilah kita persiapkan yang terbaik dari diri kita untuk menjadi orang yang paling dekat dengan Allah ‘Azza Wa Jalla….

Saudaraku, untuk menyambut Ramadhan ini, ada beberapa amal yaumiyah yang sungguh akan banyak meningkatkan kesiapan kita dalam menghadapi bulan Ramadhan ini, antara lain :

1. Sholat wajib berjamaah 5 waktu

Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa sholat wajib inilah dengan kedisiplinan waktu kita untuk menyambutnya, adalah tarbiyah yang paling efektif sekaligus memperkuat pondasi agama kita. Dengan sholat wajib berjamaah , Allah akan ridho kepada kita, memberikan kekuatan lahir batin, ketenangan, kemudahan, dan yang paling penting, Ridho dan rahmat Allah-lah yang akan mengantarkan kita pada Kesuksesan yang hakiki (dunia dan akhirat).

2. Sholat Sunnah

Sungguh , sholat sunnah adalah tambahan besar bagi kita untuk melengkapi kekurangan kita pada sholat wajib kita, entah itu dari faktor kekhusyu’an atau sebagai pelengkap-pelengkap kekurangan kita yang lain. Dengan sholat Tahajjud, malam-malam yang kita miliki mempunyai makna besar untuk mendatangkan kekuatan / izzah pada keesokan harinya dengan Rahmat Allah. Waktu yang tepat untuk minta ampun kepada Allah atas segala noda dosa kita, curhat sama Allah, minta yang terbaik dari Allah, berkeluh kesah kepada Allah, intinya adalah kita ingin sedekat mungkin dengan Allah. Begitu pula sholat Dhuha, insya Allah akan menjadi pembuka Rizki dari Allah. Begitu pula dengan sholat Sunnah Rawatib, menjadi pelengkap dan investasi kita untuk akhirat nanti, nggak tanggung-tanggung, Allah bangunkan Rumah di surga bagi siapa-siapa yang mengerjakan Sholat sunnah (Rawatib) sebanyak 12 rakaat pada satu hari. …

3. Tilawah Al-Qur’an

Hidup sehari tanpa Al-Qur’an kan menjadi kan hidup kita hampa dan hambar, itulah Al-Qur’an, sebagai obat, petunjuk, rahmat, saksi yang bisa memberikan syafaat dengan izin Allah di yaumil hisab nanti, so… kalo misalnya kita bisa , coba deh 1 hari 1 juz, tiap ba’da sholat 2 hizb (itu yang ada tandanya di Al-Qur’an), insya Allah di akhir Ramadhan kita, pada waktu-waktu yang sangat berharga , kita bisa mengkhatamkan Al-Qur’an, inget Lho..salah satu doa yang paling diijabahi adalah doa ketika setelah mengkhatamkan Al-Qur’an, apalagi ini bulan Ramadhan, dimana kebaikan dibalas berlipat ganda….so tunggu apa lagi….

4. Sedekah

Bulan Ramadhan adalah bulan berbagi…so, kalo pembaca takut kaya, maka bersedekahlah, maka insya Allah akan makin kaya. Kaya di mata Allah jauh lebih sip dibanding kaya di hadapan manusia. Walaupun cuman 500 perak, tapi kalo tiap hari, kita brusaha beristiqomah, insya Allah, investasi dan panen BESAR siap menanti kita. Inga..inga… Allah itu suka hamba-Nya yang beramal walaupun sederhana tapi kontinyu (baca: istiqomah)…coba deh…

5. Membaca buku agama

Iqro’ ..bacalah…mumpung di bulan Ramadhan, kesempatan untuk kita mengupgrade Iman dan islam kita dihadapan Allah. So, Romadhon kan menjadi madrasah kehidupan kita untuk menjadi manusia pembelajar sejati, yang selalu berusaha untuk menjadi lebih baik. Lulus Ramadhan , insya Allah , asal kita amalkan ilmu yang udah kita baca, kita dengar, kita amalkan, akan menjadi TRIGGER terbesar untuk menata kembali hidup kita kearah yang lebih baik.

6. Al-Ma’tsuraat

Al-Ma’tsuraat berisi doa dan dzikir2 yang kalo kita pahami makna di dalamnya, maka terdapat kandungan makna Syukur, sabar, tawadhu’, dan dekat kepada Allah dengan sedemikian dekatnya. Dengan ingat Allah, Allah ingat kita (AL-Baqoroh:152), kalo Allah udah ingat (cinta kepada) kita karena kita berusaha untuk selalu mengingat Allah, maka ketenanganakan datang, kegelisahan kan pudar, hidup kan nyaman, manfaat, urusan lancar, kuliah dimudahkan, kerja lancar, harta barakah, dilindungi dari kejahatan makhluknya , dan karuna ALlah yang lainnya yang tidak bisa kita hitung , walaupun dengan komputer secanggih apapun.

7. I’tikaf

I’tikaf sebagai saran kita untuk merenung, muhasabah, evaluasi diri, serta pendekatan kepada ALLAH, apalagi pada 10 hari terakhir, sebuah pekan dengan keutamaan yang besar…ampunan ALlah, RAhmat Allah, pembebasan dari api neraka. SO…persiapkan diri kita untuk menyambut Ramadhan ini dengan segala daya dan kekuatan untuk KEMBALI KEPADA ALLAH….

dan masih banyak lagi amalan-amalan lain….yang bisa kita amalkan, dan kita ajarkan

Intinya, HIDUPKAN RAMADHANMU, RAMADHANKAN HIDUPMU , kanjadikanhidupmu sebagai hidup terindah yangpernah kau miliki.

Semoga bermanfaat
Keputih, 10 September 2007

by Muhammad Yasrif

Tuesday, August 25, 2009

Menggabungkan 2 kekuatan PUASA


Jika hari ini kita memiliki akhlak itu dalam peperangan melawan Israel, maka kita akan mampu mengalahkan mereka sekejap mata


Ibadah puasa yang diwajibkan Allah atas kaum muslimin, hakikatnya adalah penggabungan dua kekuatan tersebut. Puasa, dari tinjauan medis dapat menolak penyakit dan membunuh kuman. Dan dari tinjauan spiritual dan utama, adalah puasa memberi tiga kekuatan sekaligus. Tiga kekuatan yang menjadi modal seseorang mampu mengungguli berbagai situasi dalam hidup.

Pertama: Sabar

Di bulan Ramadhan, umat Islam merasakan lapar dan dahaga. Ia meninggalkan semua kenikmatan yang biasa ia lakukan di siang hari. Bukan lantaran takut dipenjara, disiksa atau didenda. Sabar terhadap semua kesenangan hati dan jiwa seperti ini, jauh lebih bermanfaat daripada sabar karena takut miskin, dihukum dan disiksa.

Tentara yang tidak belajar berpuasa pada hari-hari damai, mustahil sanggup bertahan ketika ia diblokade musuh-musuhnya dan kontak dengan komandannya terputus. Ini tidak berlaku bagi tentara Islam yang bisa bersabar menahan lapar dan haus selama sebulan. Lebih dari itu, ia bisa bersabar dari rokok, teh, dan kopi.

Aku saksikan dengan mata kepalaku, saat kami ditahan dalam perang kedua, bagaimana orang-orang yang tidak kenal apa itu puasa dan tidak terbiasa dengannya jauh tersungkur ke tanah saat tidak diberikan makanan berhari-hari. Sebaliknya orang-orang yang terbiasa puasa, mereka sanggup bersabar menahan lapar.

Bagi mereka, kelaparan adalah hal yang biasa dalam hidupnya. Mereka sanggup bersabar menahan lapar hingga membuat orang salut kepadanya.
Sabar terhadap musibah adalah kekuatan ruhani dan senjata paling canggih yang harus dimiliki setiap umat yang ingin berjuang meraih kemenangan. Dan sabar terhadap larangan termasuk unsur tepenting bagi pasukan perang untuk dapat mengalahkan musuhnya.

Kita semua tahu, masalah terbesar yang dihadapi para petinggi militer dewasa ini adalah perbekalan makanan untuk tentara dan perbekalan lainnya, plus hiburan bagi mereka jika bertugas dalam jangka waktu yang lama. Sering kita lihat tentara-tentara yang ditemani satu grup wanita pelacur yang bertugas untuk menemani mereka saat jeda perang.

Bandingkan dengan tentara Islam yang keluar untuk berperang selama sepuluh tahun. Komandan perangnya tidak menghadapi problem perbekalan tentara dan fasilitas hiburan untuk mereka.

Tentang perbekalan, tentara-tentara Islam adalah profil tentara yang tidak melihat kenikmatan ada dalam makanan dan minuman saja, tapi kenikmatan itu ketika mati syahid yang merupakan kunci masuk surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Bagi mereka, makanan hanya pengganjal perut dan penguat jasmani. Jika mereka mendapati daging dan susu, mereka tak memakannya hingga kekenyangan. Jika mereka mendapati kurma dan air, maka mereka tetap mau memakannya. Dan jika mereka tidak mendapatkan suplai makanan berhari-hari, menganggap dirinya berada dalam bulan Ramadhan.

Tentang hiburan, tentara Islam berada di puncak kekuatan spiritual, keheningan hati dan ketinggian akhlak. Hiburan hati dan jiwa mereka ada pada kenikmatan beribadah.

Demi Allah, mereka menguatkan hati dan meningkatkan semangat tempurnya dengan beribadah pada malam hari menjelang subuh. Mereka bangkit lagi dari tidurnya pada malam hari untuk bertahajjud, membaca Al-Qur’an dan mendalami ilmu agama sebelum Subuh. Di situ, mereka menemukan kekuatan spiritual dan ketenangan hati.

Itulah aktivitas mereka sepanjang hari setelah perang maha berat dan melelahkan. Pedang panjang, panah lurus dan kuda cekatan adalah senjata mereka menghadapi musuh, setiap hari dari subuh hingga maghrib. Usai shalat isya mereka beristirahat di bawah tenda dan beberapa jam kemudian mereka bangun untuk menghadap Allah. Mencari kesejukan hati dan bermunajat kepada Allah. Menyegarkan jiwa dengan dzikir kepada Allah dan membaca kitab-Nya.

Itulah yang mereka kerjakan. Itulah kunci kemenangan menakjubkan yang dicatat sejarah. Itu pula rahasia kekalahan tentara Romawi dan Persia ketika mental tempurnya menurun, jiwanya kosong dari sinar dan hampa dari semangat spiritual yang mulia. Begitu pulalah tentara Barat, mereka tidak bisa dijamin mampu berperang dalam jangka waktu yang lama jika tidak ada minuman keras di sampingnya, atau makanan dan minuman di ranselnya.

Kedua: Taat

Kaum muslimin berpuasa di bulan Ramadhan, meninggalkan makan, minum dan kebiasaan lainnya, karena mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini, mereka tidak peduli apakah ia akan sengsara dan menderita.

Cukup baginya, ia yakin Allah sebagai Tuhannya, Rosulullah sebagai nabi dan pemimpinnya. Ia berikrar di hadapan Allah bahwa ia masuk Islam untuk mendengar dan taat pada saat suka dan duka, kaya dan miskin. Dengan cara seperti itulah tentara Islam menjadi contoh teladan tentara yang taat sepanjang zaman.

Apakah khalid bin walid bisa menjadi profil yang ideal komandan perang yang diberikan dari jabatannya, ketika perang tengah berkecamuk dengan hebatnya. Tapi ia kemudian menyerahkan jabatannya kepada penggantinya dan menjadi tentara biasa.

Ia bahkan terus berperang dengan semangat tinggi, seperti ketika ia menjabat sebagai komandan. Ucapannya yang terkenal adalah, “Aku berperang karena Tuhannya Umar, bukan karena Umar.”

Apakah khalid bin Walid bisa melakukan itu, bila Islam tidak tertanam dalam hatinya? Apakah Khalid bin Walid mampu melakukan itu, andai jiwanya tak terwarnai puasa, shalat, dan ibadah lainnya?

Apa komentar Anda terhadap pasukan Usamah yang disiapkan Rasulullah menjelang wafatnya. Rasulullah menunjuk Usamah yang masih belasan tahun sebagai komandan perang membawahi tokoh-tokoh senior kaum Muhajirin dan Anshar, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan Khalid.

Apa ucapan Anda terhadap ucapan Abu Bakar kepada Umar yang mengusulkan pengganian Usamah dengan sahabat yang senior dan kaya pengalaman, “Usamah diangkat sebagai komandan perang oleh Rasulullah. Pantaskah aku mencopot jabatan yang diberikan Rasulullah kepadanya?”

Apa komentar Anda terhadap ketaatan luar biasa terhadap wasiat Rasulullah saw? Bukankah semua itu hasil puasa dan tarbiyah (pembinan) puasa kepadsa mereka yang menanamkan akhlak taat kepada perintah komandannya? Ya, sejarah menjadi saksi akan hal ini.

Ketiga: Teratur

Di bulan Ramadhan, kaum muslimin makan, tidur, dan bangun dengan teratur. Masyarakat Islam di bulan Ramadhan adalah masyarakat teladan dalam keteraturan. Anggota masyarakatnya sama-sama merasakan lapar di siang hari, sama-sama menyiapkan diri berbuka puasa menjelang matahari terbenam, sama-sama berbuka puasa saat Maghrib tiba dan shalat Isya, tarawih dan Subuh dengan berjama’ah itulah keteraturan dan kedisiplinan yang tiada taranya dibanding umat-umat lain.

Keteraturan yang tidak membedakan orang tua dan anak kecil, orang berilmu dan yang awam, pemimpin dengan rakyatnya, orang kaya dan miskin.

Itulah akhlak utama yang dikaruniakan pada orang yang berpuasa; sabar, taat dan teratur. Pernahkan Anda melihat umat yang berakhlak dengan kekuatan spiritual ini kemudian kalah dari musuh-musuhnya? Pernahkah Anda lihat satu pasukan di mana personel tantaranya berakhlak dengan akhlak yang kuat kemudian berada di ambang kekalahan?

Pernahkah Anda lihat suatu masyarakat yang dihiasi dengan akhlak kemudian kerusakan menyerangnya? Demi Allah yang mengutus Rasulullah, jika hari ini kita memiliki akhlak itu dalam peperangan melawan Israel, maka kita akan mampu mengalahkan mereka sekejap mata. Kendati kita hanya memiliki separo persenjataan dan perlengkapan mereka.



Disarikan dari kitab “Ahkamu Shiyam wa Falsafatuhu fi Dhau’il Qur’an wa Sunna”, Dr. Mustafa As-Siba’i. Sumber: Suplemen Renungan Ramadhan ‘ Membina generasi Tangguh’ Majalah Sabili

Author : PercikanIman.ORG

Wednesday, August 12, 2009

MARHABAN YA RAMADHAN



Tak terasa bulan ramadan hampir tiba lagi, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Segala puji bagi allah swt. karena dia- masih memberikan kita kesempatan untuk melebur dosa-dosa kita melalui jalan bulan ramadhan.
Subhanallah….Maha Suci Allah. Bulan Ramadhan terasa sangat berbeda dengan hari-hari atau bulan-bulan biasa, di bulan ramadhan kita terasa sangat bergairah untuk beribadah, kita juga sangat nikmat dan khusuk dalam menjalankannya. Bahkan suasananya memang begitu syahdu, di mana kita bisa sahur dan berbuka bersama keluarga, teman-teman, orang-orang yang kita cintai, dan orang islam lainnya, kita juga melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah, memang suasana di bulan ramadhan begitu berbeda, begitu nikmat, dan begitu syahdu. Allah Maha Pengampun, mengampuni seluruh dosa-dosa kita, Dia- tahu bahwa kita ini bergelimang dosa dari waktu ke waktu, bahkan dari hari ke hari, kita senantiasa berbuat khilaf. Rasulullah saw. Bersabda:
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka akan diampunkan dosa-dosanya yang pernah dilakukan.” (Riwayat Bukhari, Muslim,dan Abu Daud).
Di bulan ramadhan Allah Swt melipatgandakan seluruh amal pahala seseorang. Oleh karena itu, selain berpuasa kita juga sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah-ibadah lainnya seperti shalat sunnah, bersedekah, membaca Al-qur’an, dan lain sebagainya.
Semoga kita semua dapat mempergunakan kesempatan di bulan Ramadhan yang akan datang ini untuk memperoleh pahala yang berlipat ganda yang disediakan oleh Allah Azza Wa Jalla.
Ya Allah ya Tuhanku, berikan kemudahan supaya kami dapat menjalankan ibadah di bulan Suci Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya.
Marhaban Yaa Ramadhan.

Monday, August 10, 2009

Pengaruh Shalat Terhadap Kesehatan




Pembaca yang Budiman…
Seluruh perintah dan Larangan Allah kepada manusia sesungguhnya mempunyai hikmah yang mendalam, dan semua akan kembali lagi terhadap bagaimana menjadikan kita kaum manusia itu menjadi lebih baik dalam menjalani hidup ini, baik itu dalam segi rohani maupun jasmani, dunia maupun akhirat. Salah satu contohnya yaitu shalat, oleh kebanyakan pakar kesehatan, baik dalam negeri maupun luar negeri diakui berpengaruh positif untuk kesehatan kita. Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyatakan:

“Olahraga yang sedang (seimbang) adalah yang menghasilkan warna kulit memerah dan terasa memanas, serta kondisis badan yang lembab. Adapun jika berolahraga sampai keringat bercucuran, maka itu termasuk perbuatan yang melampaui batas. Anggota tubuh yang banyak terlatih akan menguat sesuai dengan jenis olahraganya. Orang yang memperbanyak menghafal akan kuat hafalannya. Orang memperbanyak berfikir akan memperkuat pemikirannya. Setiap anggota tubuh memiliki olahraga yang khusus.”
Shalat adalah bentuk olahraga yang dapat mempengaruhi terciptanya kesehatan yang seimbang antara kesehatan fisik dan nonfisik, antara jasmani dan rohani. Mengapa demikian karena di dalam shalat kita melakukan aktifitas fisik yaitu gerakan-gerakan shalat mulai dari Takbiratul Ihram sampai Salam, kemudian dalam pelaksanaan gerakan-gerakan shalat tersebut diiringi dengan olahraga hati dan otak yaitu seperti membaca bacaan shalat dan kekhusukan serta konsentrasi kita dalam menghubungkan diri dengan Allah. Karena itu keduanya memang saling berkaitan antara aspek rohani dan jasmani. Tidaklah sempurna shalat seseorang jika hanya memperhatikan gerakan fisik semata tanpa memperhatikan kekhusukannya, begitu pula sebaliknya.
Saudaraku…..

Banyak sekali ditemukan bukti mukjizat shalat terhadap kesehatan manusia. Di dalam buku karya Syekh Hilmi al-Khuly diceritakan bahwa ada sebuah Koran harian yaitu Koran Al-Ahram yang menuliskan tentang seorang dokter wanita perancis spesialis di bidang penyakit Rematik mengunjungi kairo. Ia melihat orang-orang yang sedang shalat di masjid. Ia mengatakan olahraga ini adalah olahraga terbaik untuk mengobati dan mecegah penyakit Rematik yamg menyerang persendian. Selanjutnya, masih dalam buku yang sama disebutkan manfaat-manfaat shalat untuk kesehatan tubuh yaitu:

-Memperkuat semua otot-otot tubuh dan persendian melalui gerakan ruku’ dan sujud.
-Memperkuat otot-otot tulang punggung dan mencegah terjadinya pembengkokan dengan digerakkan dan dilenturkan mellui ruku’ secara berulang-ulang minimal 17 kali dalam sehari. Di samping itu ruku’ juga mengaktifkan jaringan pencernaan.
-Gerakan ruku’ dan berdiri dari ruku’ memperkuat otot punggung dan perut sereta menghilangkan sesuatu yang menumpuk pada dinding perut (lambung) dari bahan minyak dan lemak.
-Sujud membantu mengeluarkan cairan ingus dan nanah dari paru-paru, khususnya yang berada dari bagian bawah paru-paru. Sehingga orang yang melakukan sujud selama tujuh belas rakaat dalam setiap hari dalam shalat fardhu, telah memenuhi paru-parunya dengan udara yang dapat mencegah penumpukan cairan pada saluran udara, sehingga terjadi sirkulasi udara dengan baik dan tidak terjadi penumpukan.
-Tasyahud dan bangun dari tasyahud yang dilakukan minimal 9 kali dalam sehari, dapat mengaktifkan perut dan perangkat-perangkat yang berkaitan dengan pencernaan. Bahkan, salam ke kanan dan ke kiri, serta membaca dan bertasbih dalam shalat adalah latihan pernafasan yang teratur sehingga berpengaruh baik terhadap kesehatan kedua paru-paru.

Dr. Alexis Carel, seorang pemenang hadiah nobel dalam bidang kedokteran dan direktur Riset di Amerika, memberikan pernyataan sebagai berikut:
“Shalat memunculkan aktifitas pada perangkat tubuh dan anggota tubuh. Bahkan sebagai sumber aktivitas terbesar yang dikenal saat ini. Sebagai seorang dokter, saya meliha banyak pasien yang gagal dalam pengobatan, dan dokter tidak mampu mengobatinya. Lalu, ketika pasien-pasien membiasakan shalat justru penyakit mereka hilang. Sesungguhnya shalat bagaikan tambang radium yang menyalurkan sinar dan melahirkan kekuatan diri.”

Subhanallah, memang sungguh terbukti keagungan atas segala perintah Alllah Swt. kepada kita.

Hal tersebut di atas adalah hubungan shalat dengan kesehatan Fisik atau jasmani. Adapun hubungan shalat terhadap aspek nonfisik, psikologis, atau aspek ruhiah tidak dapat dipungkiri bahwa shalat yang benar yang disertai dengan khusuk, penghayatan, konsentrasi dan tidak tergesa-gesa untuk menyelesaikannya sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa dan fikiran. Orang yang menjiwai shalat tidak akan mudah terpengaruh untuk berbuat kejam dan maksiat. Seperti firman Allah Swt:
“Sesungguhnya Shalat itu mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar”
Orang yang shalatnya benar tidak akan berbuat dzhalim di muka bumi ini, karena orang yang berbuat keji, mungkar atau maksiat pasti jiwanya sakit dan tidak tenang. Dalam ayat lain, Allah berfirman:

“yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengigat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati akan menjadi tenang/tentram”(QS.Al-Radu:28)

Shalat adalah sarana untuk mengingat Allah, sehingga rasulullah mengatakan “Shalat adalah mikhrajnya orang mukmin”. Pada saat kita melaksanakan shalat dengan khusuk, maka hati kita menjadi begitu tenang dan terkadang jika disertai dengan tetesan air mata karena hidayah Allah, maka shalat yang kita kerjakan itu terasa begitu nikmat. Dan terbukti jika ada orang yang mengalami depresi, stress, tekanan jiwa sehingga hatinya menjadi tidak tenang, sehingga bisa jadi mengalami penyakit imsomnia (susah tidur) yang mana tidak dapat diatasi secara ilmu medis, jika orang tersebut melaksanakan shalat dengan baik dan rutin, disertai dengan penyerahan diri sepenuhnya terhadap masalah yang dihadapinya kepada Allah Swt, maka insya Allah dia akan menjadi lebih tenang dan akan kembali tidur dengan nyenyak, dan itu terbukti pada penulis sendiri.

Coba kita bandingkan Shalat dengan senam Yoga (dikatakan sangat baik untuk kesehatan), maka ada kemiripan yaitu dibutuhkan ketenangan, konsentrasi dan gerakan yang pelan (tuma’ninah). Perbedaannya yaitu shalat adalah aktifitas tertinggi yang mengandung hikmah di dalamnya dan merupakan perintah langsung Allah Robbul Alamin serta di dalamnya terdapat dzikrullah sebagai sarana yang menghubungkan antara manusia dengan sang khalik pencipta Allah yang Maha Besar, Maha Agung, dan Maha Menguasai kehidupan ini.

Rasulullah mencontohkan shalat yang baik dan benar dengan hadits beliau:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. “Seseorang masuk masjid lalu shalat, kemudian ia mendatangi Nabi. Dan Nabi Sallalahu Alaihi wa Sallam menolaknya dengan mengatakan, ‘Kembalilah dan shalatlah, sesungguhnya engkau belum shalat ’ Lalu ia kembali shalat dan mengulanginya tiga kali. Selanjutnya ia bertanya, ‘Demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan hak, apakah yang lebih baik dari ini, ajarilah aku.’ Nabi bersabbda:
“Bila engkau mendirikan shalat, bertakbirlah kemudian bacalah sekedarnya dari al-Qur’an, kemudian ruku’lah sehingga engkau menjadi tenang melakukan ruku’, kemudian engkau (i’tidal) tegak berdiri, kemudian sujudlah, sehingga engkau tenang melakukan sujud, kemudian bangunlah sehingga engkau tenang duduk, kemudian sujudlah sehingga engkau tenang sujud, kemudian lakukanlah demikian itu dalam semua shalat.” (HR. Imam Ahmad, al-Bukhari dan Muslim)

Hadits tersebut menganjurkan kepada kita supaya dalam melakukan gerakan-gerakan shalat kita lakukan secara Thuma’ninah yaitu secara tenang, khidmat, dan pelan tidak melakukannya secara terburu-buru. Mari kita semua (termasuk saya) untuk selalu berusaha memperbaiki shalat, sehingga betul-betul bermanfaat buat kita baik itu dalam aspek jasmani, rohani serta dalam urusan dunia dan akhirat.