Saturday, February 27, 2010

Musibah & Bala Bencana Adalah Teguran Dari Allah

Dari berbagai rangkaian musibah, ujian dan bala bencana yang menimpa manusia, khususnya negeri ini, adalah karena perbuatan maksiat dan dosa mereka kepada Allah Swt dan RasulNya dalam merespon dakwah para Nabi dan Rasul-rasul Allah Swt. Selain itu mereka juga mendustakan ayat-ayat Allah, mengkufuri nikmat-nikmatNya dan menukarkan kenikmatan itu dengan kekafiran, serta para penguasa dan pembesar-pembesarnya menukar hukum Allah dengan hukum jahiliyah dan kecenderungan masyarakat memilih serta mengikuti tradisi nenek moyang dengan ajaran sesatnya yang bertolak belakang dari hidayah dan Sunnah Rasulullah Saw.
Al Qur’an menjelaskan, membenarkan hal tersebut, Allah Swt berfirman:

“Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.”
(QS. Al Qhashash, 28 : 59)
FirmanNya lagi:

“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Hud : 117)

FirmanNya lagi:

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nisaa : 147)
FirmanNya lagi:

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al Isra, 17 : 16)

FirmanNya lagi:

“Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS. Al Isra, 17 : 58)
FirmanNya lagi:

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kamu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari dosa-dosamu.” (QS. As Syura, 42 : 30)
FirmanNya lagi:

“Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.”
(QS. An-Nahl, 16 : 112)

FirmanNya lagi:

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? Yaitu neraka Jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan Itulah seburuk-buruk tempat kediaman.”
(QS. Ibrahim, 14 : 28-29)
FirmanNya lagi:

“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan dimuka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat yang diderita oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu lebih kuat dri merka,mereka telah mengolah bumi dan memakmurkannya lebih banyak dari apa yang mereka makmurkan.Dan telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa keterangan dan bukti-bukti yang nyata.Maka Allah sekali-kali tidak berlaku dzalim kepada mereka ,tetapi merekalah yang berlaku dzalim terhadap dir mereka.Kemudian akibat orang-orang yang melakukan kedurhakaan dan kejahatan adalah azab siksa yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-olok.” (QS. Rum, 30 : 9-10).

Dan firmanNya lagi:

“(ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman): “Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, Maka Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Kalau kamu melihat ketika Para Malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri), demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya, (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi amat keras siksaan-Nya, (siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri [Allah tidak mencabut nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap taat dan bersyukur kepada Allah.], dan sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui, (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya, maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang zalim. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.” (QS. Al An fal, 8 : 49-55)
Demikianlah diantara ayat-ayat Allah yang menerangkan sebab-sebab datangnya musibah dan bala bencana.

Rasulullah Saw juga menerangkan akan sebab-sebab musibah dalam haditsnya:

Berkata Ummu Salamah, istri Rasulullah Saw, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:

“Jika timbul maksiat pada ummatku, maka Allah akan menyebarkan azab-siksa kepada mereka.” Aku berkata : Wahai Rasulullah, apakah pada waktu itu tidak ada orang-orang shalih? Beliau menjawab: “ada!”. Aku berkata lagi: Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka? Beliau menjawab: “Allah akan menimpakan kepada mereka azab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat, kemudian mereka akan mendapatkan keampunan dan keredhaan dari dari Rabbnya.” (HR. Imam Ahmad)
Lima Sebab Datangnya Azab dan Siksa Allah

Rasulullah Saw bersabda:

“Bagaimana kalian apabila terjadi lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu atau kamu tidak menjumpainya, yaitu,

Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta’un dan kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu.
Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu mereka tidak akan dihujani.
Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.
Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.
Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Lima Belas Perkara Mendatangkan Musibah & Bala Bencana

Dari Ali bin Abi Thalib Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Apabila umatku telah melakukan lima belas perkara, maka halal baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka bencana.” Ditanyakan, apakah lima belas perkara itu wahai Rasulullah?
Rasulullah Saw bersabda: “Apabila…

Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik pribadi,
Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan,
Zakat dianggap sebagai cukai (denda),
Suami menjadi budak istrinya (sampai dia),
Mendurhakai ibunya,
Mengutamakan sahabatnya (sampai dia),
Berbuat zalim kepada ayahnya,
Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan syari’ah),
Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi pemimpin umat (masyarakat),
Seseorang dihormati karena semata-mata takut dengan kejahatannya,
Minuman keras (khamar) tersebar merata dan menjadi kebiasaan,
Laki-laki telah memakai pakaian sutera,
Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan dianjurkan,
Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan atau kesukaan,
Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca generasi pendahulunya;
Apabila telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka tunggulah datangnya malapetaka berupa; taufan merah (kebakaran), tenggelamnya bumi dan apa yang diatasnya ke dalam bumi (gempa bumi dan tananh longsor), dan perubahan-perubahan atau penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain.”
(HR. Tirmidzi, 2136)

Itulah perkara-perkara yang menyebabkan suatu negeri mengalami kekacauan, kehancuran, kesempitan, kemelaratan, perseteruan, dan perpecahan satu sama lainnya, antara rakyat dengan rakyat dan rakyat dengan penguasa. Korupsi dan ketidakadilan merajalela, segala macam penyakit bermunculan menimpa manusia, yang benar-benar menyulitkan dan membinasakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Oleh sebab itulah, Rasulullah Saw berdoa agar sahabat-sahabatnya tidak menjumpai keadaan yang demikian dahsyat dan terpuruknya. Dari semua perkara yang menyebabkan datangnya siksa dan azab itu. Insya Allah akan berakhir jika manusia dan kaum Muslimin khususnya kembali kepada Allah dan Rasul Nya, berpegang teguh kepada Dinullah (Islam yang sebenar-benarnya, menurut Al Qur’an dan As Sunnah) mengikut petunjuk Rasulnya.

Sebagai penutup, renungkanlah firman Allah Swt berikut serbagai introfeksi kita semua:

”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri Beriman dan Bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
(QS. Al A’raf, 7: 96)

Wallahu’alam bis showab…    (Oleh: Ust. Abu Jibriel)

Tentang Nikah Siri dan Poligami

Pemerintah melalui Departemen agama mengajukan RUU tentang aturan nikah siri, nikah mut’ah atau nikah kontrak, dan poligami.  Dalam draf RUU itu diatur bahwa orang yang melakukan nikah siri akan dipidanakan kurang lebih 6 bulan dan harus membayar denda. Dirjen Bimas Islam depag yang dikepalai oleh Prof. Nazaruddin Umar yang diklarifikasi di media mengatakan bahwa sebaiknya ada undang-undang yang mengatur dengan jelas mengenai hukum nikah siri dan poligami, alasannya banyak orang yang melakukan nikah siri dan poligami tetapi pada akhirnya mudhoratnya lebih banyak. Contoh pada nikah siri, jika seorang laki-laki yang menikah secara siri dengan seorang wanita, oleh karena pernikahannya tidak tercatat secara resmi di catatan sipil melalui KUA, maka secara otomatis si perempuan yang dinikahi tidak akan mempunyai hak secara hukum untuk dinafkahi oleh sang suami, begitupula dengan anaknya nanti tidak akan bisa mengurus hak waris oleh orangtuanya terkhusus ayahnya. Oleh karena itu, maka si laki-laki bisa dengan mudah meninggalkan istrinya karena memang tidak ada bukti sah menurut negara bahwa mereka sudah menikah. Kalau mengenai poligami, mungkin pemerintah lebih mengarah kepada kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, karena laki-laki itu sama kedudukannya dengan perempuan, karenanya laki-laki itu tidak boleh menyakiti hati istrinya dengan menikah dengan lebih satu istri. Di sini kita akan membahas lebih lanjut mengenai Nikah Siri dan Poligami.

1. Nikah Siri

Nikah Siri yaitu pernikahan yang sah menurut hukum agama (dalam ini adalah agama islam) yang syarat-syarat suatu pernikahan terpenuhi seperti adanya Wali pernikahan, mas kawin, dan Imam atau penghulu yang menikahkan keduanya, tetapi tidak sah dalam administrasi negara karena tidak tercatat di catatan sipil dan tidak mempunyai Surat Nikah. Meskipun biasanya hanya tercatat dalam selembar kertas dengan materai sebagai bukti bahwa telah menikah. Menurut Ustadz Jefri Al Bukhori di TV, sebenarnya dalam islam hanya mengenal satu istilah nikah saja, hanya di indonesia yang mengenal nikah siri dan nikah resmi karena dipisahkan antara hukum agama gan hukum negara, jadi nikah siri itu dalam islam juga sudah merupakan nikah resmi. Lanjutnya, beliau juga pernah menikah siri dengan istrinya, setelah menikah siri baru dikatakan kepada orangtuanya kemudian diselenggarakanlah nikah secara resmi beberapa hari setelahnya dan Alhamdulillah kehidupan rumah tangganya sekarang kita lihat sakinah dan penuh barokah.

Nikah siri sebenarnya tidak selamanya negatif , tergantung dari niat dan motifasi yang melakukannya. kalau kita telusuri lebih jauh sebenarnya banyak alasan orang itu memilih menikah siri seperti; tidak mendapat restu dari orang tua, untuk menghindari zina, karena alasan finansial yaitu lebih murah, dan karena pengurusan KUA yang susah dan berbelit-belit.

Agak mengherankan juga jika nikah siri yang nyata tidak haram menurut agama dipidanakan selama enam bulan, tetapi orang yang melakukan sex bebas atau berzina suka sama suka, palingan jika ketahuan dinikahkan saja, atau jika orang kedapatan berbuat mesum di tempat Hiburan Malam atau dengan PSK hanya di tangkap saja dan di bawa ke kantor selanjutnya besok-besok dilepas. Mana kira-kira yang lebih banyak mudharatnya berzina atau nikau siri? Tentunya berzina dan sex bebas lebih berbahaya, namun sangat aneh jika yang halal dihukum pidana tetapi yang haram di hukum dengan penuh aturan damai. Aneh ya….Sama halnya jika sesorang sibuk mengurus dan membersihkan tempat yang sudah agak bersih tetapi lupa atau mengacuhkan tempat kotor yang ada di samping atau di belakangnya.
Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah untuk mengatur hukum-hukum islam juga mengatakan bahwa pemidanaan bagi pelaku nikah siri tidak tepat karena nikah siri di Indonesia sudah mengakar di masyarakat.

2. Poligami

“Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Tetapi jika kamu tidak mampu berlaku adil maka (nikahilah) seorang saja.” (An-Nisa’:3)
Saya juga belum bisa terlalu memahami dengan sempurna maksud dari ayat-ayat tentang poligami tersebut, namun yang bisa dipahami yaitu kebolehan seseorang laki-laki untuk menikahi perempuan lebih dari satu (poligami) sesuai dengan kata-kata “maka nikahilah perempuan, dua, tiga, dst.”, kelanjutannya tetapi kalau memang tidak mampu berlaku adil maka nikahilah seorang saja. Jadi, jelas bahwa Allah SWT. tidak melarang seorang laki-laki untuk berpoligami selagi orang tersebut bisa berlaku adil dan jika jika ingin berhati-hati nikahilah seorang saja.

Rasulullah SAW. sebagai uswatun hasanah atau teladan yang baik bagi seluruh umatnya, baik itu dari segi kehidupan Beliau dari yang terkecil sampai yang lebih besar, semuanya dapat dicontoh dan diikuti oleh umatnya, meskipun tidak akan pernah ada umatnya yang bisa menyamainya, minimal kita bisa mencontohnya sedikit. Begitu halnya dengan poligami, kita ketahui bahwa Rasulullah SAW menurut para ulama mempunyai sembilan istri dan beliau dapat menjalankan tugasnya sebagai suami dengan baik dan adil kepada istri-istrinya. Kita pun sebagai umat yang wajib mencontohi beliau dapat pula mengikutinya dengan menikahi lebih dari satu istri, tetapi yang harus kita ingat bahwa kita tidak mampu betul-betul adil dan baik sebagaimana perlakuan Beliau kepada istri-istrinya, kita tidak akan pernah bisa sesempurna beliau. Sama halnya dengan sunnah-sunnah beliau yang lain seperti shalat, puasa, kita mampu dan bisa mengikutinya namun kita tidak akan pernah bisa menyamakan kualitasnya.

Kesimpulannya:
Semua aturan yang Allah SWT tetapkan pastilah ada hikmah di baliknya, meskipun mungkin kelihatan kurang baik namun jika kita telusuri lagi secara mendalam ternyata ada hikmah kebaikan yang sangat besar di dalamnya. Seperti dalam hal nikah siri, mungkin seseorang menikah siri karena alasan situasi dan kondisi untuk melakukan nikah resmi tidak memungkinkan, mungkin dengan alasan ekonomi, orang tua belum mengizinkan, atau karena pengurusan di KUA menurutnya susah, dll. Yang jelasnya dengan alasan untuk menghindari zina yang merupakan dosa besar jadi seseorang melakukan nikah siri, sangatlah tidak bijaksana dan tidak adil jika para pemimpin yang bersangkutan memidanakannya padahal orang melakukan zex dan zina bisa lebih bebas. Di manakah perasaan untuk menegakkan  syariat agama Allah dan menegakkan keadilan dari para pemimpin di negeri kita ini. Mungkin lebih bijaksana jika  misalnya para pelaku nikah siri dilengkapi saja administrasinya seperti dibuatkan saja buku nikah dan diberikan sanksi administratif saja. Atau jika para pemimpin tetap bersikukuh menerapkan aturan tersebut tanpa memandang dari segi yang saya maksud tadi, apakah mereka bisa bersedia menanggung dosa orang yang berzina dengan alasan tidak bisa tidak bisa menikah secara resmi karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan? Dan jika memang aturan pidana selama enam bulan diberlakukan kepada pelaku nikah siri, seharusnya hukuman bagi para pelaku zina dan sex bebas seperti di tempat prostitusi baik itu laki-laki dan perempuan dihukum jauh lebih berat lagi. Hal tersebut lebih dekat dengan keadilan menurut hukum karena zina memang jauh lebih besar mudharatnya daripada nikah siri.

Begitu halnya dengan Poligami, sebenarnya ada hikmah kebaikan yang terkandung di dalamnya. Seperti kita ketahui bahwa sekarang ini jumlah kuantitas perempuan di dunia lebih banyak daripada laki-laki, di tempat yang paling dekat dengan kita saja yaitu di sekolah-sekolah umum atau di kampus-kampus  jurusan umum, rata-rata memang kuantitas perempuan lebih banyak, biasanya sekitar tiga kali lipat dari jumlah laki-laki. Selanjutnya kita pergi melihat para pekerja sex komersial di jalan-jalan atau di tempat hiburan malam, yang memang perempuanlah yang menjajakan dirinya kepada laki-laki dan sang laki-lakinya bukan hanya yang single saja tetapi bahkan yang sudah punya istri. Mereka menjajakan atau menjual dirinya karena kebutuhan ekonomi, maksudnya tidak ada laki-laki sebagai suaminya yang menafkahi kehidupannya. Coba jikalau laki-laki yang mapan finansialnya dan mentalnya baik, menikahi lebih dari satu perempuan, maka kesempatan perempuan menjajakan dirinya mungkin bisa berkurang karena otomatis sudah ada yang menafkahinya yaitu laki-laki yang bisa berlaku adil.

Karena itu janganlah kita secara nyata menentang hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah SWT karena di balik semua hukum-Nya pasti ada hikmahnya.

Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya.

Thursday, February 18, 2010

Bank Century dan Sifat Penipu

"Semuanya sama tadi, aliran dana Century bermasalah," kata anggota Pansus Century dari Fraksi Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Menurut Anas, kesalahan terberat ada pada Direksi Bank Century. Demokrat meminta pihak berwajib mulai menyelidiki masalah ini.
Anggota Pansus Angket Century dari Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno. Hendrawan yakin posisi sekarang 9:0. "Posisinya 9:0, semua sepakat aliran dana Century bermasalah," ujarnya. Sumber: Tribun Timur.com.
Mengherankan juga jika mengikuti perkembangan dunia perpolitikan di Negeri kita ini, khususnya dalam kasus Bailout Bank Century. Seperti yang kita ketahui pada minggu2 yang lalu di persidangan Pansus Century sebelumnya bahwa ada 7 fraksi di pansus yang berpandangan bahwa Bailout Bank Century itu bermasalah dalam hal kebijakan yg tdk tepat dan terindikasi kasus korupsi, dan 2 fraksi lainnya satunya berpendapat agak netral dan hati-hati yaitu PKB serta satunya lagi yaitu fraksi Demokrat sangat getolnya mempertahankan pendapat bahwa tidak ada kesalahan dan pelanggaran dalam hal Bailout Bank Century. Hal itu terlihat pada usaha-usaha Fraksi partai Demokrat dalam bertanya pada para saksi dan pada kesimpulan pemandangan pertama mereka. Apalagi yang namanya Ruhut Sitompul dari Demokrat, dilihat dari bicaranya sangatlah membela argumennya bahwa memang tidak ada masalah dalam kasus bank Century, sampai2 keluar dari mulutnya kata-kata seperti "Bang...at, atau memanggil pak JK dengan panggilan Daeng dll".

Tetapi, akhirnya ternyata mereka meralat semua argumen mereka sendiri sehingga mengatakan bahwa kasus Bank Century memang Bermasalah, ada apa ini.....sungguh mengherankan karena dulunya membela Bailout Century, sekarang malah berbalik mengatakannya memang bermasalah, tidak tahu lagi nanti apa berubah pandangan secara drastis lagi. Dari situlah kita, masyarakat sebagai konstituen dapat melihat bagaimana sebenarnya kelakuan dunia perpartaian sehingga kita bisa memilah yang mana partai yang memang betul2 memperjuangkan rakyat dan kebenaran dan mana partai yang pandai bersilat lidah, memutarbalikkan kata2, dan seperti sikap para pemain sinetron yang sedang bersandiwara di layar. Dan bukan hanya dalam hal Bank Century para elit partai tertentu pandai bersilat lidah, banyak kata-kata yang sudah keluar baik itu dari partai maupun dari pemerintah yang tidak konsisten dan tdk sesuai dengan kenyataan yang mereka keluarkan.
Buat partai yang tetap konsisten memperjuangkan kebenaran seperti PKS, Golkar, PDIP, dll, saya sangat salut kepada anda sekalian, asalkan kalian tetap istiqomah membela yang benar dan mengungkap kesalahan sehingga para penipu2 bangsa ini dapat disingkirkan dari posisi kekuasaan di negara kita tercinta ini, tetapi jikalau kalian juga terlihat pandai bersilat lidah, maka kami tdk akan percaya lagi. Negara kita ini tidak bisa baik dan berjaya jika dipimpin oleh orang-orang yang pandai bersilat lihat (menipu), jika dari atas saja sudah salah bagaimana yang di bawah2 bisa bertindak benar. Jika ingin melihat bangsa ini berjaya di jalan kebenaran, maka harus dimulai dari atas, yaitu para pemimpin kita. Sesuai dengan pepatah:
"Buah itu tidak akan jatuh jauh dari pohonnya" yang maknanya jika pemimpin baik maka kebaikannya akan turun dan menular kepada rakyatnya, dan begitu juga sebaliknya. jadi, jika misalnya banyak terjadi kasus-kasus seperti penipuan, kebobrokan moral, dll, maka kita bisa bertanya pada hati nurani kita apakah para pemimpin bangsa ini juga demikian perilakunya...?

Ya ALLAH, ampuni segala dosa-dosa hamba, jauhkanlah hamba dari sifat Penipu, Pembohong, dan Munafik.
Ya ALLAH, karuniakan kepada kami pemimpin yang amanah, jujur, cerdas, dan pembela kebenaran Sejati. AMIN ya Rabbal Alamin.