SASTRA INDONESIA

                 MAN BARAKA (dalam puisi akrostik)
MENTARI MUNCUL DI BALIK BUKIT
ANAK-ANAK PUTIH ABU-ABU SEMARAK  MELANGKAH
NAMPAK DARI KAKI-KAKI  GUNUNG BARAKA



BEGITU TINGGI NIAT UNTUK  BERTARBIAH
AMALKAN DARMA BAKTI UNTUK NEGARA
REALISASI ILMU DAN AKHLAK MULIA INSAN CENDEKIA
ANDAI SANG WAKTU MENGENALMU
KARENA PRESTASI DAN DEDIKASI PADA PERTIWI
AKAN TERPATRI NAMAMU "MAN BARAKA"DI DUNIA


                                                                                                                 Karya: Mursalin Muhmar
           

PAGI


Pagi yang indah
Membuat hati cerah
Menikmati panorama alam
Mengobati perasaan hati yang kelam

Kegelapan telah berlalu lagi
Seiring mentari yang menyirami pagi
Kicau burung dan kokok ayam berdendang
Menyanyikan kidung harapan dengan riang

Pagi....
Janganlah pergi
Tinggallah sembuhkan sepi
Engkau adalah asa dalam hati
Demi menyongsong kebahagiaan hakiki....




        Syair Cinta

Ketika terbangun dari lelap
Adalah saat-saat berharap menatap wajahmu
Mendengarkan suaramu
Merasakan sentuhan lembut jemarimu

Tetaplah bersamaku..
Dalam setiap langkah kakiku
Dalam setiap hembusan nafasku
Bahkan, dalam setiap detik kehidupan..



Rembulan Bersedih, Bumi Menangis



Rembulan bersedih
Menatap bumi menangis
Pucat pasi oleh gemerlap cahaya bias
Kelelahan dan hampir tak tersisa
Terkuras membumbung menuju keniscayaan
Akibat ulah manusia tak berperi



Rembulan menangis
Memandang bumi menangis
Kini…..tak ada lagi nyiur melambai
Tak ada lagi nyiur merdu kicau burung pagi
Tak ada lagi suara ayam berdendang menyambut fajar
Tak ada lagi senandung jangkrik mengiring malam
Berganti deru bercampur gumpalan debu
Berganti nyanyian menyayat sang burung malam
Berganti bisingan besi-besi berjalan
Berganti suara dentuman makhluk tak berjiwa
 
Rembulan merintih
Menyaksikan bumi terisak
Gunung diratakan, pantai dicemari, hutan dibakar, bumi diperas
Ulah keserakahan manusia dan para pemimpin bermata satu
Dan, yang ada hanya penantian
Menanti bilakah datangnya hari penentuan
Kini, bumi tak lagi muda……


By. Mursalin Muhmar