Monday, August 10, 2009

Pengaruh Shalat Terhadap Kesehatan




Pembaca yang Budiman…
Seluruh perintah dan Larangan Allah kepada manusia sesungguhnya mempunyai hikmah yang mendalam, dan semua akan kembali lagi terhadap bagaimana menjadikan kita kaum manusia itu menjadi lebih baik dalam menjalani hidup ini, baik itu dalam segi rohani maupun jasmani, dunia maupun akhirat. Salah satu contohnya yaitu shalat, oleh kebanyakan pakar kesehatan, baik dalam negeri maupun luar negeri diakui berpengaruh positif untuk kesehatan kita. Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyatakan:

“Olahraga yang sedang (seimbang) adalah yang menghasilkan warna kulit memerah dan terasa memanas, serta kondisis badan yang lembab. Adapun jika berolahraga sampai keringat bercucuran, maka itu termasuk perbuatan yang melampaui batas. Anggota tubuh yang banyak terlatih akan menguat sesuai dengan jenis olahraganya. Orang yang memperbanyak menghafal akan kuat hafalannya. Orang memperbanyak berfikir akan memperkuat pemikirannya. Setiap anggota tubuh memiliki olahraga yang khusus.”
Shalat adalah bentuk olahraga yang dapat mempengaruhi terciptanya kesehatan yang seimbang antara kesehatan fisik dan nonfisik, antara jasmani dan rohani. Mengapa demikian karena di dalam shalat kita melakukan aktifitas fisik yaitu gerakan-gerakan shalat mulai dari Takbiratul Ihram sampai Salam, kemudian dalam pelaksanaan gerakan-gerakan shalat tersebut diiringi dengan olahraga hati dan otak yaitu seperti membaca bacaan shalat dan kekhusukan serta konsentrasi kita dalam menghubungkan diri dengan Allah. Karena itu keduanya memang saling berkaitan antara aspek rohani dan jasmani. Tidaklah sempurna shalat seseorang jika hanya memperhatikan gerakan fisik semata tanpa memperhatikan kekhusukannya, begitu pula sebaliknya.
Saudaraku…..

Banyak sekali ditemukan bukti mukjizat shalat terhadap kesehatan manusia. Di dalam buku karya Syekh Hilmi al-Khuly diceritakan bahwa ada sebuah Koran harian yaitu Koran Al-Ahram yang menuliskan tentang seorang dokter wanita perancis spesialis di bidang penyakit Rematik mengunjungi kairo. Ia melihat orang-orang yang sedang shalat di masjid. Ia mengatakan olahraga ini adalah olahraga terbaik untuk mengobati dan mecegah penyakit Rematik yamg menyerang persendian. Selanjutnya, masih dalam buku yang sama disebutkan manfaat-manfaat shalat untuk kesehatan tubuh yaitu:

-Memperkuat semua otot-otot tubuh dan persendian melalui gerakan ruku’ dan sujud.
-Memperkuat otot-otot tulang punggung dan mencegah terjadinya pembengkokan dengan digerakkan dan dilenturkan mellui ruku’ secara berulang-ulang minimal 17 kali dalam sehari. Di samping itu ruku’ juga mengaktifkan jaringan pencernaan.
-Gerakan ruku’ dan berdiri dari ruku’ memperkuat otot punggung dan perut sereta menghilangkan sesuatu yang menumpuk pada dinding perut (lambung) dari bahan minyak dan lemak.
-Sujud membantu mengeluarkan cairan ingus dan nanah dari paru-paru, khususnya yang berada dari bagian bawah paru-paru. Sehingga orang yang melakukan sujud selama tujuh belas rakaat dalam setiap hari dalam shalat fardhu, telah memenuhi paru-parunya dengan udara yang dapat mencegah penumpukan cairan pada saluran udara, sehingga terjadi sirkulasi udara dengan baik dan tidak terjadi penumpukan.
-Tasyahud dan bangun dari tasyahud yang dilakukan minimal 9 kali dalam sehari, dapat mengaktifkan perut dan perangkat-perangkat yang berkaitan dengan pencernaan. Bahkan, salam ke kanan dan ke kiri, serta membaca dan bertasbih dalam shalat adalah latihan pernafasan yang teratur sehingga berpengaruh baik terhadap kesehatan kedua paru-paru.

Dr. Alexis Carel, seorang pemenang hadiah nobel dalam bidang kedokteran dan direktur Riset di Amerika, memberikan pernyataan sebagai berikut:
“Shalat memunculkan aktifitas pada perangkat tubuh dan anggota tubuh. Bahkan sebagai sumber aktivitas terbesar yang dikenal saat ini. Sebagai seorang dokter, saya meliha banyak pasien yang gagal dalam pengobatan, dan dokter tidak mampu mengobatinya. Lalu, ketika pasien-pasien membiasakan shalat justru penyakit mereka hilang. Sesungguhnya shalat bagaikan tambang radium yang menyalurkan sinar dan melahirkan kekuatan diri.”

Subhanallah, memang sungguh terbukti keagungan atas segala perintah Alllah Swt. kepada kita.

Hal tersebut di atas adalah hubungan shalat dengan kesehatan Fisik atau jasmani. Adapun hubungan shalat terhadap aspek nonfisik, psikologis, atau aspek ruhiah tidak dapat dipungkiri bahwa shalat yang benar yang disertai dengan khusuk, penghayatan, konsentrasi dan tidak tergesa-gesa untuk menyelesaikannya sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa dan fikiran. Orang yang menjiwai shalat tidak akan mudah terpengaruh untuk berbuat kejam dan maksiat. Seperti firman Allah Swt:
“Sesungguhnya Shalat itu mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar”
Orang yang shalatnya benar tidak akan berbuat dzhalim di muka bumi ini, karena orang yang berbuat keji, mungkar atau maksiat pasti jiwanya sakit dan tidak tenang. Dalam ayat lain, Allah berfirman:

“yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengigat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati akan menjadi tenang/tentram”(QS.Al-Radu:28)

Shalat adalah sarana untuk mengingat Allah, sehingga rasulullah mengatakan “Shalat adalah mikhrajnya orang mukmin”. Pada saat kita melaksanakan shalat dengan khusuk, maka hati kita menjadi begitu tenang dan terkadang jika disertai dengan tetesan air mata karena hidayah Allah, maka shalat yang kita kerjakan itu terasa begitu nikmat. Dan terbukti jika ada orang yang mengalami depresi, stress, tekanan jiwa sehingga hatinya menjadi tidak tenang, sehingga bisa jadi mengalami penyakit imsomnia (susah tidur) yang mana tidak dapat diatasi secara ilmu medis, jika orang tersebut melaksanakan shalat dengan baik dan rutin, disertai dengan penyerahan diri sepenuhnya terhadap masalah yang dihadapinya kepada Allah Swt, maka insya Allah dia akan menjadi lebih tenang dan akan kembali tidur dengan nyenyak, dan itu terbukti pada penulis sendiri.

Coba kita bandingkan Shalat dengan senam Yoga (dikatakan sangat baik untuk kesehatan), maka ada kemiripan yaitu dibutuhkan ketenangan, konsentrasi dan gerakan yang pelan (tuma’ninah). Perbedaannya yaitu shalat adalah aktifitas tertinggi yang mengandung hikmah di dalamnya dan merupakan perintah langsung Allah Robbul Alamin serta di dalamnya terdapat dzikrullah sebagai sarana yang menghubungkan antara manusia dengan sang khalik pencipta Allah yang Maha Besar, Maha Agung, dan Maha Menguasai kehidupan ini.

Rasulullah mencontohkan shalat yang baik dan benar dengan hadits beliau:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. “Seseorang masuk masjid lalu shalat, kemudian ia mendatangi Nabi. Dan Nabi Sallalahu Alaihi wa Sallam menolaknya dengan mengatakan, ‘Kembalilah dan shalatlah, sesungguhnya engkau belum shalat ’ Lalu ia kembali shalat dan mengulanginya tiga kali. Selanjutnya ia bertanya, ‘Demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan hak, apakah yang lebih baik dari ini, ajarilah aku.’ Nabi bersabbda:
“Bila engkau mendirikan shalat, bertakbirlah kemudian bacalah sekedarnya dari al-Qur’an, kemudian ruku’lah sehingga engkau menjadi tenang melakukan ruku’, kemudian engkau (i’tidal) tegak berdiri, kemudian sujudlah, sehingga engkau tenang melakukan sujud, kemudian bangunlah sehingga engkau tenang duduk, kemudian sujudlah sehingga engkau tenang sujud, kemudian lakukanlah demikian itu dalam semua shalat.” (HR. Imam Ahmad, al-Bukhari dan Muslim)

Hadits tersebut menganjurkan kepada kita supaya dalam melakukan gerakan-gerakan shalat kita lakukan secara Thuma’ninah yaitu secara tenang, khidmat, dan pelan tidak melakukannya secara terburu-buru. Mari kita semua (termasuk saya) untuk selalu berusaha memperbaiki shalat, sehingga betul-betul bermanfaat buat kita baik itu dalam aspek jasmani, rohani serta dalam urusan dunia dan akhirat.

1 comment:

Silahkan Masukkan Komentar Anda