Tuesday, October 6, 2009

Hikmah di Balik Bencana yaitu Taubat


Bencana Gempa Bumi di Negeri Kita

Hari Rabu tanggal 30 september telah terjadi lagi gempa bumi di Sumatera Barat yaitu Padang, Pariaman, dan sekitarnya dengan kekuatan getaran 7,6 skala richter. Sampai hari ini, korban yang meninggal sebanyak 500 lebih dan ribuan orang luka-luka berat maupun ringan. Belum lagi kerugian material yang tidak lagi bisa diperkirakan besarnya karena banyaknya bangunan yang rusak, baik itu rumah pribadi masyarakat maupun bangunan milik pemerintah dan infrastruktur yang rusak akibat gempa. Di media-media, koran dan televisi kita melihat keadaan di sana sangat-sangat memprihatinkan, jenazah-jenazah orang yang meninggal yang diangkat dan dikeluarkan dari reruntuhan bangunan-bangunan dan ada pula yang orang yang berhasil diselamatkan oleh TNI dan tim SAR tetapi menderita luka-luka. Banyak orang yang kehilangan anggota keluarga mereka. Hal yang sangat memiriskan hati. Kejadian tersebut mengenangkan kita pada bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004 lalu, yang mana kejadiannya lebih dasyat karena gempa disusul oleh tsunami yang merenggut nyawa lebih banyak sampai ribuan orang bahkan ratusan ribu orang yang meninggal dunia. Astagfirullah Al adzim, ampuni hamba ya Allah.

Di bulan yang lalu di daerah Jawa Barat terjadi juga gempa bumi yang berkekuatan 7,3 skala richter yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia dan belum lagi pemulihannya sekarang kembali lagi ada bencana. Belum lagi negeri kita ini selesai dari masalah muncul lagi bencana lain. Bencana, gempa bumi, tsunami, lumpur Lapindo, dan banjir itulah yang senantiasa melanda negeri kita yang tercinta ini dan yang menjadi tanda tanya, mengapa musibah tersebut terjadi beruntun dalam lima tahun terakhir di bangsa kita ini.

Upaya yang kita lakukan sekarang yaitu memberikan bantuan semampu kita, yang mempunyai materi silahkan membantu dengan materi, yang bisa menolong dengan bantuan tenaga juga sangat dibutuhkan, dan yang selain itu bantuan yang kita berikan dan ini seluruh masyarakat Indonesia pasti bisa melakukan yaitu mendoakan saudara-saudara kita di sana agar yang meninggal diampuni dosanya dan yang selamat dan sedih karena ditinggalkan sanak keluarga mereka didoakan agar dapat sabar dan tabah dan bisa mengambil hikmah dari kejadian ini yaitu semakin mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta kehidupan yaitu Allah Swt.

RENUNGAN BERSAMA

Musibah terjadi bukan hanya karena faktor alam semata, tetapi lebih dari itu, kita sebagai umat muslim harus mengembalikan kejadian apapun itu, (termasuk bencana gempa bumi dsb) bahwa hal tersebut adalah atas kehendak mutlak Allah Swt. Sesungguhnya setiap bencana yang diturunkan oleh Allah Swt bertujuan untuk menjadikan kita lebih baik dan menjadikan kita menyadari segala kesalahan sehingga kita bertaubat dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Melalui bencana juga Allah Swt memberikan kita pelajaran-pelajaran yang berharga baik itu korban bencana atau yang tidak terkena bencana, bahwasanya bagaimanapun kuatnya kita, banyaknya harta dan gedung-gedung, serta apapun pangkat kita, tidak ada artinya apa-apa di hadapan-Nya. Seseorang yang merasakannya dapat menyadari bahwa betapa kecil dan tak berharganya diri kita ini dibanding ke-Mahabesar-an Sang Pencipta karena hanya dalam hitungan menit, semua usaha kita, kebanggaan, dan kepongahan kita selama ini bisa musnah jika Allah menghendaki.

Menjadi pelajaran juga bagi kita seluruh bangsa Indonesia sehubungan dengan bencana yang menimpa negara kita dalam 5 tahun terakhir ini, bahwasanya marilah kita semua kembali kepada aturan-aturan yang ditetapkan Allah, karena selama ini kita lebih mendahulukan hawa nafsu keduniawian menjadi hukum dalam bernegara dan lebih mendahulukan hukum-hukum orang luar yang nyata-nyata tidak adil dan tidak dapat mengayomi keseluruhan umat manusia. Mari kembali kepada aturan dan jalan kebenaran yaitu hukum yang tidak membenarkan perbuatan maksiat seperti pergaulan bebas, sex bebas, korupsi, narkoba, dsb. Allah mengingatkan kita di dalam Al-Qur’an dengan firmannya:

“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai pemimpin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran” (Al-A’raf 3)

Selanjutnya peringatan Allah Swt tentang siksaannya di dunia ini terhadap kaum yang ingkar yaitu:

“Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan, siksaan Kami datang (menimpa penduduknya pada malam hari atau pada saat mereka beristirahat pada siang hari.” (Al-A’raf 4)

“Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain? Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah Selain orang yang rugi.” (Al-A’raf 97-99)
“Dan orang-oran g yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui” (Al-A’raf 182)


Ingatlah bahwa siapapun kita, di daerah manapun tempat kita, berapapun harta dan setinggi apapun pangkat kita, semuanya pasti juga merasakan mati dan semuanya juga bisa berpeluang mendapatkan siksaan Allah yang berupa bencana alam seperti gempa bumi dll. Marilah kita tinggalkan kesombongan dan hawa nafsu kita selama ini, yang biasa berbisik: nikmatilah hidup ini sebaik-baiknya, raihlah apapun yang kamu mau dan bersenang-senanglah dengan apa saja karena kita hidup di dunia, kalau masalah akhirat dan agama nanti dibelakang urusannya…..(Naudzubillah). Padahal segala kejahatan kita pasti akan dibalas di dunia lebih-lebih di akhirat kelak dan akhirat adalah tempat yang kekal jadi, balasannya pun akan kekal.

Marilah kembali introspeksi diri kita atau bermuhasabah sehingga kita dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan, terutama misalnya kalau kita membenci dan menentang aturan-aturan atau syariat yang telah Allah tetapkan karena hal tersebut dapat memancing kemurkaan-Nya. Seperti jika peraturan anti pornografi dan pornoaksi akan diterbitkan namun kita berusaha menghalang-halanginya atau peraturan tentang pelarangan miras dan narkoba tetapi kita memprotesnya padahal peraturan tersebut sangatlah positif, hilangkanlah ego dan nafsu pribadi kita dan coba berfikir tentang kebaikan umat. Marilah kita Taubatan Nasuha secara Nasional.
Coba kita renungkan lagi ayat-ayat Allah dibawah ini:

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Q.S. Al-A’raaf : 96)


Setiap Orang Pasti Pernah Melakukan Kesalahan, Akan Tetapi yang Baiknya Adalah yang Menyadari Kesalahan dan Berusaha untuk Tidak Mengulanginya Lagi

No comments:

Post a Comment

Silahkan Masukkan Komentar Anda